Lihat ke Halaman Asli

Nida Alyssya

Mahasiswi 22 Bimbingan dan Penyuluhan Islam, UIN Syarif Hidayatullah

Dorm

Diperbarui: 25 Oktober 2022   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Langit pagi ini tersenyum lebar dikarenakan semua kesedihannya telah tumpah malam lalu. Awan-awan putih mulai menghampiri satu persatu, siap untuk menghiasi langit biru. Matahari tak kalah semangat menyapa, mengambil kesempatan untuk juga tampil lewat selipan pohon yang menjulang tinggi.

Aku berada didepan pagar cokelat asramaku. Asrama yang menemaniku satu tahun terakhir. Dengan enam jendela dan satu pintu Cokelat, juga dengan taman kecil yang hanya dihiasi rumput liar, lalu dilengkapi dengan pagar Cokelat yang kerap kali beralih fungsi sebagai tempat para santri menjemur pakaian. Kami kerap memanggilnya Asrama Khadijah.

Kalau kalian memasuki asrama tersebut. Yang akan kalian lihat pertama kali adalah ranjangku dan temanku!, aku menempati kasur atas. Kasurku dibaliuti dengan sprei Merah Muda bermotif Sapi. Diatas itu ada sebuah guling, selimut hijau, dan satu boneka Panjang yang kerap menemaniku tidur. Tak hanya itu, diatas kasurku juga terdapat beberapa buku untuk belajar dan buku harian.

Dekat sekali dengan jangkauanku, terdapat lemari besi besar yang menutupi ranjangku dan temanku. Lemari itu menutupi kami dari orang yang datang. Atap lemari besar ini menjadi tempatku untuk meletakkan Al-Qur'an Hijaz Hitam dan beberapa Skincare malam yang aku gunakan, tidak banyak. Mungkin hanya sekitar dua buah.

Tepat didepan ranjang kami, kalian akan bertemu dengan pintu geser dengan kaca gelap yang akan menghubungkan kalian pada halaman belakang. Dihalaman belakang inilah tempat kami mencuci pakaian, mencuci alat makan (ompreng) juga menjemur pakaian.

Diasrama ini, terdapat tujuh ranjang atau sekitar 14 siswa yang tinggal dengan satu wali asrama dan satu guru tahfidz. 14 siswa ini terdiri dari siswa kelas sepuluh, sebelas dan dua belas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline