Lihat ke Halaman Asli

Nida Aisyah

mahasiswa

Peristiwa G30S/PKI dalam Persepektif Sosiologi Komunikasi

Diperbarui: 12 Juli 2024   04:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber : fahum.umsu.ac.id

Pemberontakan G30S/PKI merupakan  peristiwa kelam bagi negara Indonesia. Pada tanggal 30 September 1965, terjadi pemberontakan paling tidak manusiawi yang menewaskan beberapa petinggi TNI. Tujuan pemberontakan  adalah untuk melakukan kudeta terhadap pemerintah saat itu. Berikut  rangkuman peristiwa berdarah G30S/PKI yang terjadi di Indonesia.

Pemberontakan dimulai dengan melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap tujuh jenderal yaitu Ahmad Yani, M.T. Haryanto, dan D.I. Panjaitan, yang terbunuh di rumah mereka masing-masing.  Sedangkan  tiga sasaran lainnya yaitu Soepraput, S. Parman dan Sutoyo ditangkap  hidup-hidup dan berakhir di Lubang Buaya. 

Sementara sasaran utama Jenderal Abdul Haris Nasution berhasil lolos dari penculikan tersebut, namun pengawal pribadinya Pierre Tendean dan putrinya Ade Irma S. Nasution menjadi korban.

Dalam peristiwa ini menimbulkan keterkaitan ilmu sosiologi komunikasi yang meliputi sebagai berikut;

  • Komunikasi Politik: Peristiwa G30S/PKI melibatkan dinamika politik yang kompleks antara berbagai kelompok politik dan militer. Sosiologi komunikasi mempelajari bagaimana pesan-pesan politik disampaikan, diterima, dan direspon oleh masyarakat dan aktor politik.
  • Media Massa: Media massa, baik itu surat kabar, radio, dan film, memiliki peran penting dalam menggambarkan dan membentuk narasi tentang peristiwa G30S/PKI kepada masyarakat luas. Sosiologi komunikasi mempertimbangkan bagaimana media massa mempengaruhi persepsi publik dan opini politik.
  • Propaganda dan Framing: Dalam konteks peristiwa ini, terjadi penggunaan propaganda dan framing yang intensif oleh pihak-pihak yang terlibat dalam konflik politik. Sosiologi komunikasi mempelajari bagaimana pesan-pesan dipilih, disusun, dan disajikan untuk mempengaruhi pendapat dan sikap masyarakat.
  • Konstruksi Identitas dan Narasi Nasional: Peristiwa G30S/PKI membawa dampak jangka panjang terhadap konstruksi identitas nasional Indonesia. Sosiologi komunikasi mempertimbangkan bagaimana narasi-narasi sejarah dibentuk dan dipertahankan melalui komunikasi publik dan institusi.
  • Teori-teori Komunikasi: Berbagai teori komunikasi seperti teori agenda-setting, teori framing, dan teori gatekeeping dapat diterapkan untuk memahami bagaimana peristiwa ini dipresentasikan dan dipahami oleh masyarakat pada waktu itu dan dalam historiografi selanjutnya.

Ilmu Sosiologi Komunikasi membantu kita untuk memahami tidak hanya bagaimana peristiwa G30S/PKI terjadi, tetapi juga bagaimana interpretasi dan pemahaman tentang peristiwa ini dibentuk, dipertahankan, dan berubah seiring waktu melalui proses komunikasi sosial yang kompleks.

Nama : Nida Aisyah

NIM : 22010400172

Matkul : Sosiologi Komunikasi (L)

ILMU KOMUNIKASI - FISIP UMJ




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline