Lihat ke Halaman Asli

Nida Nur Hanifah

Mahasiswa Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga - 21107030016

Apa Itu Sandwich Generation? Kenali Penyebab dan Solusi Mengatasinya!

Diperbarui: 15 Juni 2022   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pict by Pinterst/ Spokane County Library

Apakah kalian sudah mendengar istilah Sandwich Generation? Apakah jangan-jangan kalian masuk ke dalamnya? Sandwich Generation adalah keadaan dimana seseorang menjadi tulang punggung atau harapan dari dua generasi sebelum dan sesudahnya. Generasi ini adalah generasi yang menanggung kehidupan orang tuanya dan kehidupan anak-anaknya. Mereka yang berada di posisi ini tidak jarang resah akan beban hidup yang mereka tanggung terasa lebih berat karena harus menghidupi dua generasi sekaligus di bawah dan diatasnya.

Pemilihan istilah Sandwich atau kue lapis ini menggambarkan keadaan dimana roti yang berlapis-lapis. Lapisan roti atas dan bawah menghimpit daging dan sayuran di tengahnya. Hal ini bagaikan orang dewasa yang menopang hidup orang tua diatasnya dan anak-anak dibawahnya. Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh Profesor dari Universitas Kentucky, Dorothy A.Miller. Dalam Jurnalnya yang berjudul "The Sandwich Generation: Adult Children of The Aging" dimana istilah ini merujuk pada keadaan seseorang yang memiliki tanggung jawab ganda demi menghidupi dua generasi di keluarganya.

Dengan demikian, seseorang yang berada di posisi ini mau tidak mau harus bertanggung jawab mencari solusi keuangan untuk tetap menghidupi dua generasi sekaligus dirinya sendiri. Keadaan ini sungguh tidak mudah untuk dihadapi apalagi jika kondisi finansial kamu tengah krisis. Menghidupi orang banyak sekaligus membutuhkan tenaga ekstra sehingga bisa mempengaruhi kondisi pikiran dan kesehatan. Banyak orang menjadi stress, sakit, dan emosional dalam menghadapi keadaan ini.

Munculnya kondisi ini tentunya terjadi karena beberapa alasan. Salah satu penyebab utama munculnya Sandwich Generation adalah kurangnya kemampuan seseorang dalam mengelola masalah finansialnya.  Seseorang yang gagal dalam menyiapkan tabungan untuk masa depan mereka menjadikan mereka sebagai beban hidup bagi generasi setelahnya.

Salah satu faktornya adalah perilaku konsumtif yang dilakukan ketika masih bekerja. Perilaku konsumtif yang tidak terkontrol, membeli keperluan-keperluan yang tidak terlalu penting, tidak menyisihkan uang untuk jaminan masa tua, penghasilan dihabiskan untuk traveling kemana-mana hal tersebut membuat manajemen keuangan mereka menjadi tidak tertata sehingga tidak bisa berinvestasi atau menabung untuk masa depan.Hal ini tentunya akan berdampak pada generasi selanjutnya yang harus menanggung beban hidup mereka. Apalagi jika generasi selanjutnya sudah memiliki keluarga dan anak-anak yang juga harus terpenuhi kebutuhannya, maka terjadilah kondisi Sandwich Generation.

Faktor lain yang menjadi penyebab kondisi ini adalah bergilirnya rantai Sandwich Generation. Seseorang yang dulunya juga menjadi generasi ini yang harus menanggung beban hidup dua generasi lainnya, membuatnya kesulitan untuk berinvestasi dan menabung sebagai simpanan di hari tua. Hal ini tentunya akan menjadi mata rantai bergilirnya Sandwich Generation kepada generasi berikutnya. Jika hal tersebut tidak terputus, maka keadaan ini akan berlanjut terus kepada generasi-generasi selanjutnya.

Keadaan yang terus berlanjut menjadikan Sandwich Generation ini seolah sulit diatasi. Meskipun begitu, bukan berarti tidak ada solusi untuk menangani masalah finansial untuk menghadapi rantai Sandwich Generation ini. Ada beberapa solusi yang dapat kamu lakukan untuk menghadapi kondisi ini, solusi tersebut antara lain:

1.       Mencatat Pemasukan dan Pengeluaran

Salah satu solusi ampuh untuk menghilangkan gaya hidup konsumtif adalah mencatat pemasukan dan pengeluaran yang kamu miliki. Dengan mencatat secara rutin pemasukan dan pengeluaran sehari-hari akan menjadi cara kontrol yang baik dalam memanage keuangan. Gaya hidup konsumtif seseorang dipicu karena mereka tidak memiliki kontrol yang jelas untuk pengeluaran, sehingga kadang kebutuhan yang tidak terlalu penting mereka tetap membelinya. Mereka tidak mempunyai patokan dan rem untuk menahan diri sehingga pengeluaran terjadi secara terus-menerus sampai tak sadar berlebihan dan tidak terkendali. 

Mencatat pemasukan dan pengeluaran tentunya akan membuat kamu mengerti besarnya pemasukan sehingga jika kamu akan berhati-hati jika akan melakukan pengeluaran. Tentunya besarnya pengeluaran tidak boleh sebanding dengan besarnya pemasukan, sangat lebih baik apabila sisa pengeluaran dijadikan bahan tabungan untuk masa tua. Tabungan sedikit demi sedikit akan membawa pengaruh yang luar biasa kelak apabila dilakukan secara rutin.

2.       Mengelola keuangan dengan bijak

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline