Kampung Wisata Taman Sari adalah tempat wisata yang terkenal akan sejarahnya, letaknya di tengah pemukiman penduduk memberi dampak positif bagi perekonomian penduduk di sekitarnya.
Setelah terjadi gempa pada tahun 1867 banyak beberapa bangunan roboh dan menyisakan tempat-tempat yang kini dikelola sebagai situs cagar budaya sejarah.
Diantara banyaknya situs sejarah di Taman Sari seperti Istana Air ternyata ada satu lagi situs sejarah yang tak kalah menarik untuk dikunjungi jika kamu berkunjung ke Taman Sari. Tempat tersebut adalah Sumur Gumuling.
Dilihat dari namanya banyak pengunjung mengira tempat ini adalah sebuah sumur, namun siapa sangka ternyata bangunan unik ini adalah sebuah masjid yang sengaja dibuat dengan arsitektur unik dan tersembunyi dari bangunan lainnya.
Sumur Gumuling terletak di komplek bagian timur Istana Air. Letaknya di tengah pemukiman warga dan berbentuk seperti benteng bulat jika dilihat dari luar.
Cara memasuki Sumur Gumuling ini pengunjung akan melewati lorong bawah tanah yang letaknya agak jauh dari benteng bulat Sumur Gumuling Ini. Pintu utama Sumur Gumuling terletak agak ke atas perumahan warga, dan lorong bawah tanahnya berada di bawah pemukiman warga yang menuju langsung ke salah satu lorong di bawah Sumur Gumuling.
Sepanjang lorong bawah tanah ini dilengkapi penerangan agar memudahkan pengunjung mencapai ruang utama masjid Sumur Gumuling. Pengunjung akan merasakan sensasi menjelajahi lorong bawah tanah menuju masjid yang tersembunyi ini.
Dahulu kala lorong bawah tanah ini digunakan untuk mengelabui tentara belanda. Sebuah filosofi yang menarik dari satu pintu masuk lorong bawah tanah adalah "Manusia itu tercipta dari tanah, dan akan kembali ke tanah"
"Itu di tiap-tiap lorong ada penerangannya, dulunya digunakan juga untuk mengelabui tentara kolonial" Ujar Pak Budi, salah satu Tour Guide.
Bentuk lorong bawah tanah ini panjang dan berliku mirip dengan labirin, setelah sampai kalian akan mendapati tempat berbentuk lingkaran dengan atap terbuka. Inilah tempat pusat Sumur Gumuling. Area lingkaran ini dikelilingi dengan lima anak tangga menuju lantai dua. Empat anak tangga menuju lingkaran kecil, dan satu tangganya menuju lantai dua.
Di tengah-tengah empat tangga terdapat tempat berupa lingkaran kecil sebelum menuju ke lantai dua yang dulunya dipakai sebagai mimbar para pemuka agama untuk menyampaikan dakwah.