Lihat ke Halaman Asli

Aku Pamit Dulu

Diperbarui: 24 Juli 2016   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

9 Juli 2016

Terminal  Bandara Fiumicino,Roma,Italia

Diantara lalu lalang koper dan orang,terselip suatu kisah.

“Janji kalau kau tak akan melupakakanku?”

Tiba-tiba Dwi terdiam seribu bahasa mendengar perkataan Ariesta.Ia baru menyadari bahwa kisah yang baru mereka jalani selama 8 bulan akan menjadi kisah yang berlangsung antar samudera.Ya,Ariesta memutuskan untuk melanjutkan studi fashion ke Amerika Serikat sementara Dwi akan melanjutkan studi di kota Torino.

“Haruskah kau pergi sejauh ini,Ries?”,ujar Dwi dengan lirih.

“III…  Iya,Dwi.Aku hanya studi disana kok.Memang sudah keinginanku untuk pergi ke sana”,jawab Ariesta sambil menahan linangan air mata.

Sambil menatap wajah Ariesta yang cerah,Dwi memegang tangan Ariesta lalu memeluknya.Ia kini harus merelakan jarak dan samudra yang akan berada di antara mereka.Memang bukan kehendak Dwi maupun juga Ariesta,namun mereka harus ikhlas akan keadaan yang mereka hadapi.

“Ries.. Jikalau memang kau sudah memutuskan dan minatmu itu kesana,maka kejarlah.Itulah bintang yang kau cari! Sejatinya memang kita mengejar dua bintang”

“Jika tujuanku adalah salah satu bintang tersebut,manakah bintang yang lain?”,ujar Ariesta dengan polos

“Bintang yang lain adalah kita.Bagiku,kamulah bintangku dan bagimu,akulah bintangmu”,ujar Dwi sambil mengelap air mata Ariesta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline