Lihat ke Halaman Asli

Nico Reynaldi

Nico Reynaldi Hutabarat

Adu Kuat Eksistensi Calon Presiden

Diperbarui: 11 Mei 2023   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Beberapa waktu belakangan pemberitaan nasional mulai mengalami transisi menuju pelaksanaan pemilihan umum 2024. Dari beberapa nama calon presiden yang memiliki elektabilitas tertinggi, setidaknya hanya tiga calon yang mendapat dukungan lebih dari dua partai yakni Anies Baswedan yang diusung oleh Nasdem, PKS dan Demokrat, Prabowo Subianto yang di usung oleh PKB dan Gerindra hingga Ganjar Pranowo yang diusung oleh PPP dan PDI-P. 

Melihat tren media sosial saat ini, ketiga calon presiden mulai mengembangkan berbagai fitur sosial media sebagai alat yang mempermudah mereka untuk menjangkau lebih banyak partisipan dengan biaya yang lebih sedikit. 

Berkaca pada pemilihan umum sebelumnya yang hanya melahirkan dua pasangan calon, setidaknya para pakar dan pengamat politik berharap bahwa calon presiden dan wakil presiden di pemilu mendatang terdiri lebih dari dua calon sehingga mampu memberikan opsi lebih luas bagi masyarakat serta mampu meminimalisir polarisasi seperti yang terjadi di 2019. 

Realita yang harus kita hadapi bahwa pemilihan umum serentak mendatang akan melahirkan banyak tantangan karena akan dilaksanakan dua waktu pemilihan yang melibatkam banyak instrumen lainnya sehingga memberkan kompleksitas yang sangat rumit untuk dijalankan. 

Meskipun demikian setidaknya kehadiran sosial media mampu memberikan sentuhan yang lebih bewarna yang akan memudahkan masyarakat untuk mencari tahu track record serta gagasan yang ditawarkan oleh para calon legislatif maupun eksekutif. 

Namun di tengah keleluasaan masyarakat mengakses sosial media setidaknya masyarakat harus lebih berhati-hati dalam memilah informasi mengingat banyaknya buzzer yang akan menyemarakkan pesta rakyat nantinya. Gerakan tersebut bertujuan untuk mengiring opini terlebih pada kelompok swing vooter atau kelompok yang belum menentukan pilihannya. 

Ini merupakan sebuah tantangan bagi masyarakat agar dapat meningkatkan edukasi dan literasi politiknya sehingga mampu meningkatkan jumlah pemilih kritis di pemilu mendatang. Dengan demikian keterpilihan seorang calon memiliki legacy yang baik dari masyarakatnya yang telah memahami track record dan gagasannya secara obkektif. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline