Lihat ke Halaman Asli

Dusun Bambu: Menumbuhkan Cinta Pada Alam dan Budaya Tradisional

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14315523602074755594

[caption id="attachment_417309" align="aligncenter" width="560" caption="Penampakan Cafe Burangrang di Dusun Bambu. Di belakangnya adalah lokasi Pasar Khatulistiwa yang banyak menyajikan makanan khas beberapa daerah di Indonesia"][/caption]

Pertumbuhan gedung-gedung bertingkat di perkotaan membatasi gerak manusia karena ruang terbuka makin minim. Kemajuan teknologi memaksa manusia untuk semakin malas bergerak. Hanya dengan klik “enter”, komunikasi dengan teman yang jaraknya ribuan kilometer dengan yang hanya sebelah rumah jadi tidak ada bedanya.

Bagi kita yang mengalami masa kanak-kanak ataupun remaja setidaknya sebelum tahun 2000 pasti akan miris melihat fenomena ini. Susah banget lihat anak kecil sekarang kalau sore main layangan, kelereng, lompat tali, dan lain sebagainya. Anak jaman sekarang lebih jago ngajarin smartphone atau tablet ke orang tuanya!

Sementara itu jadi orang tua yang bekerja di Jakarta pun lumayan cukup stress ngerasain macet pergi-pulang kantor. Akhirnya ngga tahan juga pasti setiap tanggal merah dikit atau minimal Sabtu-Minggu langsung liburan keluar kota.

Kota Bandung masih jadi salah satu tujuan favorit liburan keluarga yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Bandung boleh diibaratkan teras rumahnya orang Jakarta, tempat biasa kita main bersama teman-teman waktu kecil. Berbagai macam wisata banyak ditawarkan di Bandung. Sebut saja wisata kuliner, wisata belanja, wisata alam dan wisata edukasi keluarga.

Trend liburan yang menggabungkan antara wisata keluarga dan wisata edukasi memang semakin meningkat saat ini. Ya itu dia, karena tuntutan situasi dan jaman sekarang yang serba instan dan terbatasnya ruang publik.

Berbicara soal tempat wisata keluarga yang sekaligus menjadi tempat wisata edukasi di Bandung sangat banyak pilihannya. Satu yang masih lumayan baru yaitu Dusun Bambu di Lembang. Alamat berada di Jalan Kolonel Masturi km 11.

Lembang sendiri memang terkenal sebagai kawasan berhawa sejuk di Bandung yang kaya akan objek wisata. Jadi tidak heran jika akses ke Lembang ini selalu macet, apalagi jika lewat jalan Setiabudi. Maka sebaiknya untuk menuju Dusun Bambu ada baiknya lewat Cimahi. Dan usahakan untuk berangkat pagi. Karena jika terlalu siang maka bersiaplah dengan antrian panjang mengular di pintu masuk Dusun Bambu karena tempat parkir mobil di dalam terbatas. Pengunjung pun rata-rata perlu waktu minimal 3-4 jam untuk menikmati suasana Dusun Bambu.

Setiap pengunjung akan dikenakan tarif 15 ribu rupiah per orang kecuali bagi anak dibawah usia 3 tahun. Lalu retribusi kendaraan bagi mobil sebesar 10 ribu rupiah dan motor 5 ribu rupiah. Di pintu masuk pengunjung terdapat instalasi pohon raksasa yang terbuat dari rangkaian bambu. Kemudian untuk menuju pusat rekreasi di Dusun bambu, pengunjung boleh memilih antara naik mobil shuttle atau jalan kaki.

Kami sendiri lebih memilih jalan kaki meskipun mobil shuttle pun gratis. Tak perlu waktu lama, hanya sekitar 10 menit saja melewati hijaunya persawahan. Walau matahari belumlah tegak diatas kepala tapi ramainya suasana di Pasar Khatulistiwa cukup mengundang perhatian. Walau didominasi oleh makanan khas Sunda tapi makanan dari berbagai daerah lain di Indonesia juga tersedia di foodcourt yang namanya memang unik ini.

[caption id="attachment_417262" align="aligncenter" width="504" caption="Nasi timbel hidangan khas Jawa barat yang disajikan di Pasar Khatulistiwa. Beragam hidangan tradisional dari beberapa daerah di Indonesia juga dihadirkan di foodcourt yang namanya unik tersebut."]

1431531165485833239

[/caption]

Cara membeli makanan di Pasar Khatulistiwa pun juga cukup unik karena pengunjung harus menukar uang Rupiah dengan uang kertas khas Dusun Bambu dengan nilai yang sama. Tantangan untuk mendapatkan meja disaat jam makan siang jadi ujian bagi pengunjung. Tak jarang mereka harus berputar-putar beberapa kali untuk mendapatkan meja kosong. Jadi sebaiknya siapkan siasat khusus untuk membagi waktu bermain dan waktu makan.

[caption id="attachment_417257" align="aligncenter" width="504" caption="Dengan dibungkus ranting-ranting kayu, ruang makan yang dinamakan Lutung Kasarung di Dusun Bambu ini menawarkan suasana makan bak di dalam sarang burung."]

14315304361346224488

[/caption]

Untuk keluarga atau pasangan yang ingin bersantap namun tak rela kehilangan quality time disediakan cara yang lebih ekslusif. Pilihannya bisa di Cafe Burangrang yang viewnya mengarah ke gunung Burangrang, Lutung kasarung yang membuat kita seolah-olah makan di dalam sangkar burung atau Purbasari yang menyediakan suasana makan lesehan di dalam gazebo yang viewnya danau. Tapi tentunya ada harga khusus yang harus dibayarkan untuk bisa menikmati makanan di 3 (tiga) fasilitas ekslusif tersebut.

Puas menikmati berbagai pilihan makanan yang tersedia kini saatnya mengajak anak-anak bermain di playground. Ajak anak-anak untuk mencoba beragam mainan tradisional yang tersedia di Dusun bambu ini. Mulai dari egrang, gangsing, panahan, dan lain sebagainya. Beberapa permainan hiburan seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan juga ada.

[caption id="attachment_417258" align="aligncenter" width="504" caption="Sisingaan atau Gotong singa, permainan khas Jawa barat yang biasa menjadi hiburan untuk anak yang akan dikhitan. Pengunjung anak-anak boleh naik Sisingaan tanpa takut akan dikhitan setelah selesai."]

143153061214337206

[/caption]

[caption id="attachment_417263" align="aligncenter" width="504" caption="Band tradisional pengiring Sisingaan. Suara khas penyanyi dan musik yang mengiringi membuat permainan ini menjadi semakin meriah."]

14315313471235748349

[/caption]

Salah satu permainan yang atraktif adalah Sisingaan, hiburan tradisional buat anak yang akan dikhitan. Disini semua anak-anak boleh ikut naik Sisingaan tanpa perlu takut akan dikhitan setelah selesai. Meriahnya lagi karena diiringi langsung oleh penyanyi dan band tradisionalnya.

[caption id="attachment_417259" align="aligncenter" width="504" caption="Naik perahu keliling danau di Dusun bambu bersama keluarga bisa menjadi hiburan yang menyegarkan. Sementara naik balon membuat pengunjung bak berjalan diatas air."]

1431530751558426316

[/caption]

Permainan menarik lainnya yang disuguhkan di Dusun bambu adalah keliling danau bersama keluarga dengan menggunakan perahu. Atau bisa juga masuk ke dalam balon yang mengapung di danau tersebut, serasa berjalan diatas air.

[caption id="attachment_417260" align="aligncenter" width="504" caption="Saung angklung Udjo menghibur pengunjung Dusun bambu. Penonton bisa menikmati permainan orkestra angklung Udjo yang kualitasnya sudah diakui dunia ini sambil duduk di rumput yang hijau."]

14315309211856028628

[/caption]

Stage yang berada di danau sesekali diisi oleh pertunjukan. Kebetulan hiburan waktu itu adalah orkestra Saung Angklung Udjo. Berbagai lagu nasional dan luar negeri dimainkan dengan rancak. Salah satunya lagu band legendaris asal Liverpool yaitu the Beatles yang berjudul “In My Life”. Luar biasa!

Selain dari apa yang ditulis diatas, Dusun bambu masih banyak menyimpan permainan dan hiburan lain yang lebih atraktif. Dan semuanya dilakukan diluar ruang. Bila waktu sehari tak cukup, villa bernuansa alam yang dinamakan Kampung Layung bisa menjadi pilihan tepat. Sementara itu, Camping ground menyediakan pilihan yang lebih adventurous, terutama untuk anak laki-laki. Kesejukan udara Lembang di pagi hari sambil bersepeda keliling Dusun bambu yang luasnya puluhan hektar ini sangat menjanjikan suasana dan pengalaman yang tidak akan didapatkan di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline