Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Pemuda Itu

Diperbarui: 15 Juli 2017   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : dakwahmuslimmuda.blogspot.co.id

"Kau sudah salat ?"

Tanya pamannya selalu lewat SMS masuk yang diterimanya pagi itu, yang selalu menyuguhi cokelat hangat tiap berlebaran di rumahnya, yang buta huruf, yang khatam Alquran, yang tidak pernah lupa salat. Sepanjang yang diketahuinya.

"Sudah, Pakdhe"

Ia sebenarnya tidak mau berbohong, tapi lebih baik daripada harus mendengarkan nasihat berkepanjangan dari paman yang sangat dicintainya itu.

Namun sahabat yang sekaligus kekasihnya itu, yang gingsul dan tak pernah menemukan titik balik dalam pengembaraan panjangnya, yang berjanji selalu memberikan bahunya sebagai tempat menumpahkan segalam kebimbangan sahabatnya itu, tidak tampak di jalan yang saat itu sedang lengang-lengangnya.

Ucapan terima kasih kepada jalan, meskipun tak pernah membawanya ke suatu tujuan yang jelas, meskipun ia belum salat, meskipun ia tak kunjung dipertemukan dengan sahabat yang sekaligus kekasihnya itu, meskipun ia sudah menengok kanan dan kiri.

Lengang.

"Kau sudah salat ?"

(Yogya, Juli 2017)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline