Lihat ke Halaman Asli

Pengadilan Kedua Capres itu Bernama Komnas HAM

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu tolak ukur kualitas kepemimpinan adalah bagaimana menyelesaikan suatu masalah tanpa masalah. Seorang pemimpin yang baik tidak akan pernah lari dari masalah dan justru akan menyelesaikannya. Saat ini ada dua kandidat capres yaitu Jokowi dan Prabowo. Entah kebetulan atau tidak kedua duanya ternyata pernah terlibat dalam urusan HAM. Mari kita lihat satu persatu.

Kandidat capres dari PDIP, Jokowi ternyata memang pernah terlibat masalah HAM. Setelah Jakarta dilanda banjir hebat pada masa awal kepemimpinannya dia pun mengeluarkan instruksi untuk menormalisasi waduk pluit. Akibatnya banyak warga harus digusur. Sontak banyak warga yang tidak terima dengan keputusan ini. Bahkan Komnas HAM pun ikut-ikutan membela warga. Ahok sang wakil Jokowi pun meradang dengan menyebut Komnas HAM tidak tahu apa apa mengenai HAM. Perseteruan Ahok dan Komnas HAM pun memanas di  media. Kedua pihak saling menantang satu sama lain.

Lalu bagaimana reaksi Jokowi? Menyadari bahwa ada ganjalan dengan Komnas HAM, Jokowi pun langsung mendatangi kantor mereka. Dengan membawa data Jokowi pun menjelaskan pokok permasalahan dan memetakannya. Masalah selesai dan kedua belah pihakpun damai.

Dilain pihak Capres dari Gerindra, Prabowo Subianto sudah sejak lama tersandung masalah HAM. Baru- baru ini banyak pihak mengungkit ungkit peristiwa lama ini. Kivlan Zen entah keceplosan atau memang punya keberanian mengungkap di salah satu media bahwa dia mengetahui keberadaan para aktivis yang diculik. Gayung pun bersambut, Komnas HAM langsung melayangkan panggilan kepada Kivlan Zen. Hasilnya, Komnas HAM dicuekin. Kivlan Zen tidak ada keberanian untuk datang ke Komnas HAM untuk mengklarifikasi ucapannya di media. Fadli Zon sang waketum dari Gerindra pun menyatakan bahwa kalau ia menjadi Kivlan Zen, maka ia tidak akan mendatangi Komnas HAM.

Lalu bagaimana dengan reaksi Prabowo sendiri? Sampai saat ini tidak ada klarifikasi dari Prabowo tentang masalah ini. Kalau memang dia tidak bersalah harusnya dia dengan berani datang ke Komnas HAM untuk menjernihkan masalah ini. Karena kalau Prabowo memang tidak bersalah, dialah yang harusnya merasa dirugikan untuk masalah penculikan aktivis ini.

Kini dengan melihat kemampuan para Capres untuk menyelesaikan suatu masalah tanpa masalah, Komnas HAM telah menjadi saksi bisu. Menjadi pengadilan bagi kedua Capres siapa sebenarnya yang mempunyai keberanian untuk menyelesaikan masalah. Walau mempunyai karir di militer, ternyata tidak menjamin seseorang untuk mempunyai keberanian menghadapi Komnas HAM.  Kalau menghadapi Komnas HAM saja takut, bagaimana bisa memimpin bangsa ini kedepannya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline