Lihat ke Halaman Asli

Ketika Jokowi Membagi Panggungnya

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada kejadian kecil yang mungkin terlewat pada saat pengumuman cabinet kerja Jokowi. Sesaat setelah usai membacakan susunan kabinetnya, Jokowi menolak untuk diwawancari para awak media. Justru dia mempersilakan para awak media mewawancari para menteri yang telah dipilihnya. Sekilas mungkin momen ini terbilang remeh tapi kalau kita melihat rekam jejak Jokowi dalam memimpin maka momen tersebut semakin menegaskan kepandaiannya dalam mendelegasikan pekerjaan atau boleh dibilang beban kerjanya.

Dimulai dari Solo ketika Jokowi menjadi Walikota. Jokowi termasuk salah satu kepala daerah yang mampu akur dengan wakilnya. Di daerah daerah yang lain termasuk Jakarta, banyak kepala daerah yang pecah kongsi dengan wakilnya. Dominasi kepala daerah sangat kentara, sedangkan para wakilnya memiliki kesan hanya sebagai pajangan saja.

Beranjak memimpin Jakarta, nama Jokowi semakin berkibar tatkala ia berduet dengan Ahok. Jokowi tampak memberi ruang yang sangat besar bagi Ahok untuk mengerjakan banyak hal di pemerintahan daerah. Konon malah banyak yang menyebut bahwa Ahok justru yang bekerja lebih keras daripada Jokowi. Di mata media, Ahok pun memiliki nilai yang sama dengan Jokowi sebagai sumber berita yang menarik. Keduanya berdiri sejajar di panggung yang sama. Tidak ada persaingan untuk menjadi bintang utama.

Dengan menolak diwawancara dan mengarahkan media untuk mewawancarai para menterinya, Jokowi telah membagi pula panggungnya. Sontak satu persatu menterinya mulai dikejar para media. Yang paling kentara tentu Ibu Susi Pudjiastuti. Berikutnya ada nama Ignasius Jonan, Anies Baswedan dll. Jokowi  mulai membagi beban kerja dan sorotan kamera kepada para menterinya. Tidak hanya Jokowi dalam satu panggung tapi para menterinya pun berkesempatan untuk berdiri di panggung yang sama.

Dengan membagi peran dan beban kerja disitulah letak kepandaian seorang pemimpin. Beban kerja tidak dipikul sendirian tapi dipikul bersama-sama. Ya inilah semangat gotong royong. Inilah kekuatan bangsa Indonesia di masa lalu yang kini seolah olah pudar. Semoga Kabinet Kerja mampu memberi teladan semangat gotong royong dengan menghilangkan ego sektoral yang selama ini menjadi penyakit birokrasi Indonesia.

Selamat bekerja Kabinet Kerja.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline