Kemajuan Teknologi sangat pesat seiring dengan perkembangan skill dan potensi sumber daya manuasia. Di era digitalisasi, hampir semua orang di dunia sudah menggunakan teknologi. Namun kemajuan teknologi di Indonesia belum sempurna dikarenakan tidak meratanya pengetahuan dibidang teknologi untuk semua kalangan. Pesantren adalah lembaga pendidikan dan keagamaan dengan kegiatan penuh waktu untuk mempertahankan, mengajarkan dan menyebarkan Islam, dan melatih santri untuk memotivasi diri dan mandiri. Pada Pondok Pesantren Taqi Tahfiz al-Quran, tidak sepenuhnya memanfaatkan teknologi informasi. bahkan hanya sebagai media hiburan dan komunikasi. Terutama untuk staf atau pengurus yang belum paham secara digital atau bisa dibilang tidak paham secara digital. Seperti halnya manajemen media sosial, banyak pesantren yang belum bisa menggunakan media sosial untuk mempromosikan pesantren atau memberikan informasi tentang pesantren, sehingga sangat penting bagi pesantren dan santri untuk lebih memahami dunia digital.
Diharapkan pengurus dan santri dapat lebih memanfaatkan akses media sosial dan mengklasifikasikan apa yang dibacanya sebagai referensi literatur untuk memahami kajian Islam maupun megenal produk pemasaran dan pondok pesantren agar tidak mudah menerima informasi yang salah dan menggunakan smartphone untuk hal-hal yang positif karena permasalahan diatas. Melihat permasalahan tersebut, pada tanggal 26 November 2022, dosen dan mahasiswa dari Univeristas Nusa Mandiri memberikan pengajaran seputar Digipreneurship. Digipreneurship adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. Kegiatan tersebut dihadiri oleh belasan peserta yang terdiri dari pengurus dan santri. Yang mengusung judul Pelatihan Digipreneurship Pada Santri Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur'an Taqi Boarding School Setu Kab.Bekasi. Tutor yang melakukan pengajar adalah Andi Arfian sebagai dosen dari Universitas Nusa Mandiri. Selain itu ada beberapa dosen yang ikut serta dalam pengajaran yaitu Nicodias Palasara, Adelia Alvi Yana, Cepy Unary, tidak hanya dosen, Adapun mahasiswa dari Universitas Nusa Mandiri yang turut membantu yaitu Akbar Arivi, Muhammad Irvandi Saragih, Suparman, Ridwan Rizqi Ardiansyah, Wildan Herdiansyah.
Saat proses pelatihan, antusias peserta sangat terasa kala dosen memberikan penyuluhan terkait pembuatan desain produk . Penyuluhan dimulai dengan sesi wawancara dengan para santri terkait kebiasaan mereka dalam mengelola internet . Beberapa peserta mengakui kalau mereka masih kurang pemahaman tentang digital marketing.Namun demikian ada juga peserta yang ternyata mampu mengenal konsep digitalprenuer dengan baik. Sesi kedua dimulai dengan pemberian materi terkait pemahaman pembuatan promosi produk dan makna dari uang saku yang sesungguhnya. Sesi diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab. Pembahasan hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dimaksud berupa tahap Penyuluhan yaitu penyampaiaan materi oleh narasumber disertai dengan contoh-contoh penerapan kewirausahaan. Materi ini berisi pendahuluan tentang kemampuan dan potensi sebagai bekal diri sebagai wirausaha, selanjutnya penjelasan mengenai definisi wirausaha, manfaat berwirausaha, nilai-nilai yang didapat dengan wirausaha serta perbedaan seorang wirausaha dan karyawan.
Narasumber menyampaikan materi menggunakan power point. Peserta mendengarkan penjelasan narasumber yang kemudian melakukan tanya jawab baik dengan narasumber maupun dengan sesama peserta dalam bentuk diskusi kelompok. Peran serta peserta pelatihan sangat baik, ini terlihat dari interaksi dalam diskusi yang berjalan baik, lancar dan bersemangat. Manfaat sangat dirasakan oleh mitra setelah kegiatan pengabdian selesai dilaksanakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H