Lihat ke Halaman Asli

Tatang Tarmedi

Untuk share info mengenai politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Kades Nana Nuryana Desa Citali Berdikari Untuk Mandiri

Diperbarui: 31 Oktober 2023   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Tidak bisa dipungkiri, Desa Citali Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang Jawa Barat dalam satu dekade ini mengalami perkembangan pesat. Banyak infrastruktur baru dibangun dengan  berbasis kebutuhan masyarakat. Tidaklah aneh, bila Pemdes Citali, seringkali dikunjungi tamu dari luar daerah untuk study banding. Terakhir, kedatangan tamu dari  Padangpanjang Sumatra Barat.

Keberhasilan Pemdes Citali selama ini, tidak terlepas salah satunya dari kerja keras Kepala Desa Nana Nuryana lewat jargonnya " Berdikari Untuk Mandiri". Sejak dilantik jadi Kades Citali jilid pertama  pada 2015,  ia seolah tidak  berhenti untuk berinovasi. Perlahan tapi pasti, lingkungan ibukota desa nota bene cerminan wajah desa sesungguhnya, berubah menjadi titik-titik beton infrastruktur milik Pemerintahan desa Citali.

Dokumen Pribadi

Kades Nana mengaku keberangkatannya menjadi kepala desa berbekal pemikiran untuk terciptanya   perubahan di Desa Citali. Pemikiran tadi, akhirnya tertuang pada RPJMDes.  Memuat visi dan misi kepala Desa untuk upaya peningkatan Index Pembangunan Manusia (IPM) yang meliputi didalamnya pembangunan sarana dan prasarana ekonomi berbasis kebutuhan masyarakat." Pada intinya, karena desa ini tergolong miskin, saya ingin memperkaya desa. Sehingga, ketika saya dan perangkat desa menjadi kaya, tidak akan malu, karena desa duluan kaya. Saya sering dengar ungkapan masyarakat beberapa desa, katanya yang kaya kadesnya, banyak mobil kadesnya,  desanya tetap miskin " ungkap Kades Nana sedikit guyon.

Menurut Kades Nana, kepuasan membangum akan lahir ketika hasil pembangunan itu dirasakan manpaatnya oleh masyarakat, " Membangun desa itu berangkat dari masalah. Kebetulan, masalah di sini, kekurangan air bersih. Berarti harus mengadakan air. Ketika air sudah ada, harus bagaimana pengelolaannya. Alhamdulillah, dari air saja kita mendapatkan bruto penghasilan hingga Rp.200 juta per tahun anggaean," imbuh kades.

Dokumen Pribadi

Kades Nana menegaskan kembali,  bahwa inti membangun desa itu, harus berupaya agar desanya dulu menjadi kaya, " Biarkan kadesnya tidak kaya pun,  karena kades sedikitnya telah digaji. Biarpun mengelola uang milyaran rupiah, tetap saja gaji kades hanya tiga juta rupiah. Jangan lebih dari nilai itu. Tugas kades hanya untuk mensejahterakan masyarakat, " ungkapnya lagi.

Terkait Bumdes, kata Kades Nana, pihak Pemdes Citali berupaya  menyertakan modal untuk pengembangan sayap usaha. Beberapa bidang usaha telah berjalan, termasuk penyewaan kios, sewa GOR, PAMDes dan lainnya lagi. Bahkan; kini sedang dilaksanakan pengelolaan dan peningkatan  aset di bagian timur lapangan sepakbola. Titik  itu rencananya akan dijadikan bangunan multipungsi,  sebagai kafe, resto, meeting room dan lainnya.

Di akhir perbincangannya, Kades Nana sedikit tertunduk, apalagi saat ditanya tentang  regenerasi sebagai penerus kepemimpinan Desa Citali kedepannya, " Kepemimpinan desa ini kedepannya harus lebih baik lagi. Makanya, konsep-konsep pembangunan, tidak masalah pisik saja; , tapi sistem dan pola.  Satu contoh, tidak terlalu sulit untuk membangun sumber air, karena ada Dana Desa. Tapi, bagaimana sistem pengelolaan didalamnya. Berarti harus menggunakan regulasi Perdes dan Perkades. Minimal AD / ART, " kilah Kades Nana.

Nana punya cita-cita, ketika habis jabatan kadesnya pada tahun 2027, ia bisa menghibahkan sesuatu, baik  berupa kendaraan maupun tanah, kepada desanya, " Saya tidak ingin menjadi kades, ketika berhenti dari kadesnya, barang-barang dari kantor desa dibawa ke rumahnya. Tapi, sebaliknya, saya ingin memberi contoh, berhenti jadi kades bisa menghibahkan kendaraan, tanah dan lainnya buat Desa Citali , " pungkasnya.

(Tatang Tarmedi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline