Lihat ke Halaman Asli

24 January 2011

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

" Kemaren, adalah hari yang tak ingin kulalui lagi...teramat berat pabila harus teringat pilunya hari kemaren. " begitu tulis Nayal dalam buku hariannya.

Entah beban apa yang ada pada pemuda rantau ini, akan tetapi pagi ini kulihat dia tak seriang biasanya. Rona wajahnya tak secerah biasanya, bahkan yang menonjol di pagi hari ini adalah ia tampak tak bersemangat sekali, pagi ini pun kudapati dia hampir terlambat masuk kerja, tak seperti biasanya ia yang selalu hadir minimal setengah jam sebetul waktu kerja kantornya.

Pagi inipun, kulihat dia enggan memandangi handphone kesayangannya. Handphone qwerty yang selalu dipelototinya itu pagi ini kulihat hanya tergeletak di atas meja kerjanya, menemani bisunya PC wide dan odner-odner hitam yang menyimpan rekaman kerjanya.

Tak seperti biasanya pula, pagi ini dia tak menyeruput secangkir susu putih dan mengunyah 2 helai roti gandum sebagai menu sarapannya.

Kemudian, di pagi ini juga kulihat dia enggan membuka komputernya... bukan karena tidak ada pekerjaan tapi entah ada hal apa yang mengganggunya sehingga hanya kudapati ia menatap kosong layar monitor widenya yang juga belum menyala.

Akhirnya, dibukanya applikasi chatt yang biasa ia gunakan untuk berkomunikasi, baik dengan kekasihnya, keluarganya, bahkan teman-temannya yang tersebar di nusantara ini.

Dari kejauhan kulihat ia mulai mengetik ...

" Happy working L, hopes you have a nice day. GBU "

Pagi ini, 24 January 2010 kulihat ia menuliskan itu ...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline