Lihat ke Halaman Asli

Bioskop Permata: Dulu, Kini, dan Nanti

Diperbarui: 17 Mei 2017   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampak depan dari Bioskop Permata di Jalan Gajah Mada dan Sultan Agung, Yogyakarta. Sumber: Dokumen Pribadi

Aku kesepian…

Tak ada teman yang datang padaku

Padahal dulu

Mereka selalu datang padaku

Mereka terhibur dengan kehadiranku

Tapi kini…

Semua pergi, hilang, mungkin takkan kembali

Tapi jika mereka kembali

Aku masih setia di sini…

Malam itu, aku merasa sepi, sunyi. Bahkan tidak hanya malam, pagi dan siang pun itu yang kurasa. Aku ingat, ketika mereka berbondong-bondong datang padaku, hanya untuk melepas penat.”Ah, itu memori puluhan tahun lalu,” kesalku. Kemunculan teman-temanku yang sejenis denganku dan bahkan lebih mewah dariku itu, mungkin yang membuat mereka menjauh. Aku, yang mereka dulu puja-puja dan mereka sebut sebagai ‘permata’, kini dilupakan, atau bahkan dibiarkan mati begitu saja. Ya, mereka menyebutku atau mungkin kamu yang sedang mendengarkan keluh kesahku ini, dengan sebutan Bioskop Permata. Sambil meratapi kesedihanku yang entah kapan akan berujung, kuceritakan diriku. Inilah aku, Bioskop Permata, atau mungkin Bioskop Permata yang Hilang.

Dulu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline