Kekalahan Manchester United dari Liverpool di awal bulan dan Tottenham di akhir bulan dengan skor 0-3, menandai titik keburukan dalam kemimpinan Erik Ten Hag sebagai pelatih. Dalam situasi ini, posisi Erik Ten Haag semakin terancam, terutama setelah hasil buruk yang dialami Manchester United di bulan September dengan hanya menghasilkan 2 kemenangan dalam total 6 pertandingan di bulan September. Kebiasaan buruk seperti ini tentu terjadi
disetiap musim.
Meskipun telah didukung dengan Investasi besar dari Sir Jim Ratcliffe, serta mendatangkan pemain-pemain muda berbakat seperti Zirkzee dan bek kelas dunia Matthijs de Ligt, hasil dari Setan Merah di lapangan masih jauh dari harapan Mancunian. dengan hasil 2 menang, 2 seri, 2 kalah di bulan September ini. Kemenangan dan seri didapatkan dengan mudah karena lawan yang dihadapi Manchester United hanyalah tim medioker.
Alasan yang sering diungkapkan Ten Hag terkait perlunya waktu dan investasi pada pemain muda, meski mungkin ada benarnya, kini terdengar seperti alibi yang tidak relevan lagi.
Kritik dari mantan pemain Manchester United seperti Gary Neville dan Jamie Redknapp juga memperkuat pandangan bahwa permainan MU di bawah Ten Hag tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan. Dalam sepak bola modern, hasil yang instan dan konsistensi performa adalah tuntutan, dan Manchester United sebagai klub besar tidak bisa
terus-menerus terjebak dalam keterpurukan.
"Selalu ada hari baru. Kami besok akan bertarung kembali. Saya yakin" Ujar Ten Hag kepada pendukungnya. Selalu mengatakan hari baru sejak awal keterpurukannya, tetapi tidak pernah membuktikan hasil yang memuaskan. Mancunian selalu percaya dan setia mendengarkan ucapan dari seorang pelatih, tetapi ujungnya selalu dibuat kecewa.
Kekalahan Manchester United di bulan September memperlihatkan bahwa manajemen klub perlu mempertimbangkan masa depan Erik Ten Hag. Meski pernah membawa Manchester United meraih trofi Piala FA, performa musim ini menunjukkan bahwa Manchester United masih jauh dari kejayaannya. Jika kekalahan dari Tottenham tidak menjadi titik balik, bukan tidak mungkin manajemen akan kehilangan kesabaran dan segera mencari pengganti untuk mengembalikan Manchester United ke jalur kemenangan. Manchester United memerlukan lebih dari sekadar janji hari baru, mereka butuh tindakan nyata untuk kembali menjadi tim yang ditakuti di Eropa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H