Lihat ke Halaman Asli

Nicholas Hadi Saputra

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember

Apakah Indonesia Siap Mengadopsi Cryptocurrency?

Diperbarui: 22 Maret 2024   17:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cryptocurrency. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Cryptocurrency, atau kripto, merupakan bentuk mata uang digital yang dipakai untuk transaksi elektronik. Mereka mengandalkan teknologi kriptografi untuk menjamin keamanan transaksi serta mengamankan identitasnya. Kripto bisa dipakai sebagai alat tukar, instrumen keuangan, dan objek investasi, dan tidak bergantung pada bank sentral atau pemerintah suatu negara. Bitcoin adalah cryptocurrency paling terkenal yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2008.

Kripto sendiri masih tidak diakui sebagai mata uang yang sah di Indonesia, namun cryptocurrency sedang menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah tengah mengembangkan kerangka kerja perpajakan khusus untuk transaksi cryptocurrency, serta mempertimbangkan pembentukan bursa cryptocurrency yang akan diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). 

Langkah-langkah ini menunjukkan upaya pemerintah untuk memperhatikan dan mengatur sektor cryptocurrency dalam lingkup peraturan yang ada. Hal ini juga menandakan keseriusan pemerintah dalam memahami serta menanggapi perkembangan teknologi keuangan yang sedang berkembang pesat. Dengan demikian, meskipun cryptocurrency belum diakui secara resmi sebagai alat pembayaran yang sah, pemerintah sedang bergerak untuk mengatur dan mengintegrasikan mereka ke dalam kerangka peraturan yang ada.

Jika Indonesia memutuskan untuk mengadopsi mata uang kripto, ada beberapa potensi keunggulan yang dapat diperoleh, termasuk potensi peningkatan dalam sektor pariwisata yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan devisa negara. Dengan adopsi mata uang kripto, wisatawan internasional yang menggunakan kripto akan memiliki akses yang lebih mudah untuk melakukan pembayaran di Indonesia. Ini bisa meningkatkan daya tarik bagi turis kripto, yang mungkin memilih destinasi yang memfasilitasi penggunaan mata uang digital.

Indonesia dapat memanfaatkan statusnya sebagai pengguna mata uang kripto untuk mempromosikan pariwisata inovatif. Misalnya, program insentif atau penawaran khusus bagi pelancong yang menggunakan mata uang kripto dapat menarik minat dan meningkatkan jumlah kunjungan. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang menggunakan mata uang kripto, akan ada permintaan untuk infrastruktur yang mendukung penggunaan mata uang digital, seperti mesin ATM Bitcoin, sistem pembayaran digital, dan layanan yang menerima pembayaran kripto. Investasi dalam infrastruktur semacam itu dapat meningkatkan kenyamanan dan pengalaman wisatawan.

Penggunaan teknologi blockchain yang mendasari mata uang kripto dapat meningkatkan transparansi dan keamanan dalam industri pariwisata. Ini dapat membantu mengatasi masalah seperti penipuan dalam pembayaran atau ketidakjelasan informasi terkait perjalanan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan.

Adopsi mata uang kripto dapat membantu Indonesia menarik segmen pasar yang berbeda, termasuk mereka yang tertarik pada teknologi baru dan inovatif. Hal ini dapat membantu dalam diversifikasi pasar pariwisata, mengurangi ketergantungan pada segmen pasar yang ada dan meningkatkan ketahanan sektor pariwisata terhadap perubahan pasar global.

Selain keuntungan yang ditawarkan tentunya juga ada tantangan yang harus dihadapi seperti sumber daya manusia yang kurang teredukasi tentang teknologi blockchain dan mata uang kripto dapat meningkatkan risiko penipuan dan skema ponzi. Pendekatan yang komprehensif dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang risiko dan manfaat kriptokurensi sangat penting.

Fluktuasi harga yang signifikan dalam mata uang kripto, seperti yang diamati pada Bitcoin dan kripto lainnya, dapat mengganggu stabilitas ekonomi. Ketidakpastian nilai kripto juga dapat memengaruhi kepercayaan konsumen dan investor, serta membuat perencanaan bisnis menjadi sulit.

Kurangnya kerangka regulasi yang jelas dan tepat dapat meningkatkan risiko penyalahgunaan dan aktivitas ilegal yang melibatkan mata uang kripto. Diperlukan kerja sama antara pemerintah, lembaga keuangan, dan industri untuk mengembangkan kerangka regulasi yang memadai dan efektif.

Sebagian besar infrastruktur dan teknologi terkait dengan mata uang kripto sering kali dikembangkan oleh perusahaan asing. Ketergantungan pada teknologi asing dapat menghadirkan risiko kedaulatan digital dan keamanan data yang sensitif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline