Lihat ke Halaman Asli

5 Pendapat Penggemar Otomotif tentang Kecelakaan Lamborghini vs PKL Susu Segar

Diperbarui: 1 Desember 2015   18:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah banyak artikel yang membahas tentang kecelakaan Lamborghini Gallardo berwarna black matte yang menabrak Pedagang Kaki Lima (PKL) STMJ di Manyar Keroarjo, Surabaya. Sportcar dengan plat nomor B 2558 akhirnya memakan tumbal seorang pembeli susu di Minggu pagi itu.

Spekulasi banyak bermunculan meskipun banyak yang belum tahu kejadian yang sebenarnya. Oleh karena itu mari kita lihat sisi lain dari kecelakaan mobil super mewah ini.

1. It’s Supercar, It’s Lambo

Yes! It’s supercar, It’s Lamborghini. Mobil ini bukan sembarang mobil, berbeda dengan kebanyakan mobil lokal yang beredar disini. Definisi supercar bukanlah hanya bohongan, dengan kecepatan puncak 320km/jam dan dengan mesin 5.000cc jika salah toel sedikit saja maka mobil ini akan segera menghempaskan pengemudinya kedalam jok dengan seketika dan salah kontrol sedikit saja, maut bukan hal mustahil yang akan menjupai jika tidak bisa mengendalikan “banteng” yang satu ini. Performa 0-100km/jam dalam waktu 4 detik! Adalah rekor luar biasa yang hanya bisa dicatat oleh beberapa gelintir mobil saja. Jadi ini bukanlah mobil sembarangan yang dikemudikan dan butuh ketrampilan khusus untuk mengendarainya.

2. Mengenal Lamborghini Gallardo

Mobil ini diproduksi dalam rentang waktu 2003-2013 sebelum modelnya digantikan oleh Lamborghini Aventador. Dengan mesin sebesar 5.000cc, mesin ini bisa memuntahkan tenaga yang besar dan si ”banteng” dapat berakselerasi 0-100 km/jam dalam 4 detik dan top speed hingga 320 km/jam. Untuk menjinakkan tenaga yang besar tersebut, pengemudi dibekali oleh kontrol elektronik yang dibagi menjadi 3 bagian: mode strada/road (untuk daily driving), mode sport (untuk ngebut di jalanan) dan mode corsa/circuit (untuk performa maksimal). Dengan usia yang dapat dibilang tidak muda untuk ukuran sportscar, merawat mekanikal & elektrikal Lamborghini bukanlah semudah merawat Toyota Avanza keluaran 2004, percayalah sportscar itu rewel dan manja banget. Jadi ketika sportscar tidak dirawat dengan semestinya, bisa jadi malah sportscar ini yang mencelakakan pengemudinya.

3.Kondisi Lamborghini Nahas

Kita tidak pernah tahu kondisi Lamborghini tersebut sebelum kecelakaan, apakah well maintained ataukah perawatan seadanya dan menjadikan mobil ini menjadi sekedar pajangan di depan rumah? Dengan tenaga 500 HP ban & kaki-kaki mobil menjadi faktor yang vital, apabila ban sudah berusia lebih dari 3 tahun maka dipastikan mobil ini akan gampang slip. Selain itu ada faktor kemudi dan komponen kaki-kaki, bila diperhatikan velg yang menempel di Lamborghini black matte tersebut bukan velg orisinal dan terlihat mempunyai diameter yang lebih besar dari velg orisinal. Mengganti velg dengan diameter yang lebih besar dapat mengakibatkan kerusakan di sistem kemudi & komponen kaki-kaki lebih cepat apabila dibandingkan dengan pemakaian velg standar.

4. Pengemudi Amatir vs Pengemudi Profesional

Pengemudi amatir sangat tidak disarankan untuk mengemudikan sportscar. Mengapa demukian? Kembali lagi mengingat betapa besar tenaga dan betapa susah mengendalikan mobil ini dengan normal. Belum lama terjadi sebuah kecelakaan di sirkuit Sentul yang mengakibatkan sebuah Lamborghini terbalik, pengemudianya? Rifat Sungkar. Seorang pembalap professional yang sering terjun di lomba balap level nasional & internasional pun juga masih bisa hilang kendali atas Lamborghini dan akhirnya mengalami kecelakaan hingga Lamborghini tersebut terbalik.

5. Kondisi Jalan Manyar Kertoarjo

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline