Lihat ke Halaman Asli

Pahlawanku, Bang Ali sadikin

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13514100602101294893

[caption id="attachment_213510" align="aligncenter" width="145" caption="Ali sadikin"][/caption]

Masih lekat dalam ingatan, pengalaman ketika untuk pertama kalinya dalam hidup ini menginjakan kaki ke Pekan Raya Jakarta sekitar 23 tahun lalu. 2 tahun kemudian Pekan Raya Jakarta pindah ke Kemayoran dan berganti nama menjadi Jakarta Fair. Pergi ke Pekan Raya Jakarta ketika itu merupakan kebanggaan dan pengalaman yang luar biasa. Pekan Raya Jakarta yang megah dan ramai, menjadi sarana hiburan rakyat serta promosi bagi para pengusaha dengan ragam jenis produknya. Pesta Rakyat yang begitu megah ini merupakan hasil ide pemikiran dari pahlawanku, bang Ali Sadikin.

Jakarta dan Bang Ali

Bang Ali Sadikin adalah seorang letnan jendral dari KKO-AL (Korps Komando Angkatan Laut), kalau sekarang KKO adalah marinir. Beliau menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta pada Jakarta 28 April 1966. Ketika itu, Bang Ali (sapaan akrabnya) dilantik langsung oleh Presiden RI pertama, Ir.Sukarno. Bang Ali menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta pada tahun 1966 -1977.

Gubernur Ali Sadikin (alm) atau yang lebih akrab dipanggil Bang Ali, merupakan Gubernur yang sangat berjasa dalam pembangunan kota Jakarta menjadi sebuah kota Metropolitan yang modern. Mengapa Bang Ali sangat berjasa terhadap pembangunan di Jakarta? tentu berjasa, karena di bawah pimpinan Bang Ali, kota Jakarta perlahan-lahan mulai bangkit dan berbenah menjadi kota metropolitan yang modern. Selain untuk kota Jakarta, Bang Ali juga berjasa ke pada bangsa.

Pahlawanku Kontroversial ??

Banyak pemikiran Bang Ali tentang pembangunan kota metropilitan modern, Jakarta yang bisa kita rasakan hingga kini. Buah pikiran Bang Ali yang menghasilkan proyek-proyek pembangunan seperti Taman Ismail Marzuki (TIM), Kebun Binatang Ragunan,Proyek Senen (pasar Senen), Taman Impian Jaya Ancol (Ancol), Taman Ria Monas, Taman Ria Remaja, Kota satelit Pluit, Menetapkan kawasan Condet sebagai tempat pelestarian budaya Betawi, dan Pekan Raya Jakarta (berada di monas ketika itu).  Selain proyek-proyek pembangunan yang merupakan buah hasil pemikiran dari pahlawanku ini. Bang Ali juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi, hal ini terbukti dengan beliau memberikan perhatian kepada kehidupan artis lanjut usia dikota Jakarta. Artis-artis lanjut tersebut telah memiliki jasa melalui bidangnya masing-masing kepada Jakarta dan negara pada ummnya. Para artis lanjut usia tersebut kala itu banyak yang tinggal di kawasan Tangki. dan kawasan atau wilayah tersebut kini di kenal dengan Tangkiwood.  Mirip dengan Hollywood dan Bollywood bukan?.

Selain buah pemikiran yang cerdas berupa proyek pembangunan kota metropolitan yang modern dan kepeduliannya terhadap para artis lanjut usia, bang Ali juga mempunyai kebijakan yang ‘kontroversial’. Mengapa disebut kontroversial? Dikatakan kontroversial karena beliau mengeluarkan pemikiran dan kebijakan yang pada saat itu banyak mendapat tentangan dan cibiran banyak pihak. Apa sih kebijakan beliau yang kontroversial tersebut? .. kebijakan beliau yang terkenal ‘kontroversial’ menurut bebepa pihak diantaranya adalah ketika melegalkan judi dan melokalisasi para PSK di kramat tunggak (pada waktu itu). Alhasil di satu sisi berbagai kecaman, julukan, cibiran dan lain-lain mendarat kepada Bang Ali. Namun di sisi lain, beliau memiliki pemikiran, jika apa yang dilakukannya itu semua demi rakyat jelata dan pembangunan.

Perjudian dan lokalsisasi itu tidak serta merta bebas dan tanpa pengawasan, semua itu di awasi dengan sangat ketat. Maksud dan tujuan beliau lebih aman jika melegalkan judi dengan pengawasan yang ketat dan melokalisir psk, daripada pura-pura menutup mata namun malah psk dan perjudian menjamur dimana-mana. Karena ketika menutup mata dan berpura-pura, hanya akan ada segelintir ‘oknum’ yang memanfaatkan situasi. Namun dengan me-legalkan perjudian yang di awasi dengan ketat dan melokasir keberadaan psk, kas pemasukan daerah meningkat (pada waktu itu). Hasil pemasukan pajak, yang diantaranya dari hal itu lah yang menjadi sumber kas daerah. Dana ini untuk membiayai proyek pembangunan yang bisa kita rasakan manfaatnya hingga saat ini (tanpa tahu cerita dibaliknya), seperti Taman Ismail Marzuki (TIM), Kebun Binatang Ragunan, Proyek Senen(pasar Senen), Taman Impian Jaya Ancol (Ancol), Taman Ria Monas dan lain-lain.

Mungkin timbul pertanyaan bagi sebagian mengapa beliau mengambil kebijkan tersebut pada masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta?. Salah satunya adalah karena pada waktu itu tidak ada dana tersedia yang cukup di kas pemerintah daerah. Padahal pada saat itu beliau butuh dana untuk menyekolah anak-anak terlantar, memerangi kemiskinan dan juga untuk proyek pembangunan. Jadi seperti itulah kebijakan yang diambil oleh bang Ali Sadikin.

Hasil Karya pahlawanku hingga kini

Walapun penuh dengan kontroversial kebijakan yang di ambil oleh bang Ali Sadikin, namun bila mau jujur dan mengakui, bahwa hingga kini hasil karya dari ‘kebijakan’ tersebut masih kita bisa rasakan bersama-sama. Hasil karya yang menjadi tonggak pertumbuhan pembangunan Jakarta, bukan hanya sebagai kota provinsi namun juga sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini. Hingga kini hasil dari buah pemikiran dan ‘kebijakan’ beliau yang kontroversial masih dirasakan dan selalu ramai di kunjungi oleh seluruh masyarakat. Hasil buah karya yang selalu ramai dikunjungi diantaranya adalah kebun binatang ragunan dan taman impian jaya ancol. Setiap musim liburan tiba atau weekend, Tempat hiburan dan rekreasi rakyat yang murah, meriah dan mendidik, yaitu kebun binatang ragunan selalu ramai oleh pengunjung dari seluruh lapisan masyarakat. Taman impian jaya ancol juga berlaku demikian, selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai lapisan masyarakat.

Setelah sebelas tahun memimpin dan membangun Jakarta, tepatnya pada tanggal 5 Juli 1977. Pada waktu itu Bung Karno berkata Dit heeft Ali Sadikin gedean (Inilah yang telah dilakukan Ali Sadikin)”. Dari hasil karya itu lah saya mendapat banyak pelajaran dan menjadikan Bang Ali sadikin sebagai pahlawanku dan juga sumber inspirasi. Mengapa demikian? .. karena dengan kegigihannya membangun jakarta dengan ’kebijakan’ yang tidak populer mampu menghasilkan karya yang selalu dikenang dan ramai dikunjungi. Semangat juangnya dengan sedikit bicara banyak bekerja dan kepedulian sosial yang nyata, selalu diterapkan dalam setiap langkahnya. Seperti ini lah sosok pemimpin yang saya idolakan, karena berucap janji tidak sembarang janji-janji, namun janji yang menjadi kenyataan. Dan pelajaran berharga yang bisa diambil adalah, sebagai pemimpin yang mengemban amanat rakyat, selalu mengedepankan kepetingan rakyat / kepentingan umum yang luas. Selamat jalan pahlawanku, aku dam kami semua akan terus mengingat dan merawat buah karyamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline