Lihat ke Halaman Asli

Hani Debyyana

Menulis itu perlu persiapan otak, otot, kuota, buku dan berbagai camilan

Etika dalam Berbisnis

Diperbarui: 22 Maret 2021   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Etika dalam berbisnis

Etika adalah suatu prinsip dasar terkait dengan yang benar, yang salah, yang harus dilakukan dan yang tidak harus dilakukan. Etika tidak hanya harus ada dalam kehidupan bermasyarakat sehari – hari namun juga dalam hal bisnis. Secara umum, bisnis adalah suatu kegiatan perdagangan atau komersil yang bertujuan untuk mempertahankan hidup, mencari keuntungan  dan meraih kesejahteraan dalam hidup sehari – hari.

Banyak pebisnis yang berpendapat kalau bisnis adalah bisnis dan etika adalah etika. Mereka tidak mau menyatukan keduanya dan kedua hal tersebut tidak boleh berhubungan. Dalam dunia bisnis etika adalah sesuatu yang membatasi bisnis dengan peraturan – peraturan bisnis. Sedangkan dalam berbisnis, pebisnis harus bisa meraup keuntungan sebesar – besarnya.

Etika bisnis selalu dihubungkan dengan kebenaran atau kesalahan secara moral yang baik atau tidak baik dan yang etis atau tidak etis. Menerapkan etika bisnis bagi pebisnis yang mencari keuntungan saja , tidak lah mudah. Disamping itu juga belum semua pebisnis menyadari pentingnya etika bisnis karena yang mereka tahu dalam berbisnis adalah hanya berorientasi pada keuntungan dan kesejahteraan individual sebanyak mungkin.

Bisnis yang tidak bertanggung jawab

Bisnis disebut tidak beretika adalah ketika bisnis itu tidak memikirkan nilai – nilai yang harus dijunjung karena mereka mendahulukan keuntungan sebesar mungkin. Berikut contoh – contoh bisnis yang tidak beretika

  • Melakukan pembohongan, penipuan dalam hal kualitas produk. Seperti menempatkan buah yang baik diatas dan menyembunyikan buah yang tidak baik dibawah buah yang baik, ketika ditimbang penjual mencampur buah yang tidak baik kedalam buah yang baik, memanipulasi timbangan dan kebohongan tentang kualitas barang lainnya.
  • Tidak menjalin kepercayaan antara penjual dan pembeli. Seperti penjual yang membuka harga tinggi pada suatu barang karena pembeli pada umumnya menawar dengan harga serendah mungkin , bahkan dibawah harga pokok.
  • Melakukan pembohongan public seperti menayangkan iklan dan promosi yang tidak sesuai dengan kenyataan
  • Menggunakan zat – zat berbahaya seperti pengawet yang terlarang yang dapat membahayakan kesehatan.
  • Menjual barang palsu seperti surat – surat berharga, mesin mahal, uang palsu bahkan makanan dan minuman. Sisa – sisa makanan yang telah dibuang lalu diolah seakan – akan bersih, segar dan baru. Penggunaan formalin pada makanan atau minuman yang membahayakan, dsb.
  • Memaksa dalam menjual dagangannya. Penjual yang melakukan pemaksaan yang berlebihan dan mengganggu kenyamanan pembeli tentunya sangat tidak beretika. Pembeli memiliki hak untuk menolak apa yang ditawarkan dengan alasan apapun dan seharusnya penjual tidak melakukan bantahan atas alasan pembeli.

Melihat dari contoh diatas, etika dalam berbisnis sangat diperlukan dalam menjalankan bisnis. Setiap produsen, penyalur dan pedagang berhak memperoleh laba karena mereka menggantungkan hidupnya pada hasil penjualan mereka. Sementara itu, pembeli juga berhak mendapatkan barang yang sesuai dengan biaya yang mereka keluarkan.

Raphael Gomez dalam bukunya what’s right and wrong in business : A Premiere on business ethics mengemukakan lima makna etika bisnis, yaitu:

  • Kesadaran akan kesetiakawanan dan kesadaran bahwa tindakan – tindakan jahat akan merugikan orang lain
  • Kesadaran akan pentingnya orang lain atau memikir ulang pepatah “jangan lakukan pada orang lain apa yang tidak kau senangi mereka perbuat padamu”
  • Takut akan pengaruh – pengaruh tidak sehat terhadap nama perusahaan, kehilangan rasa hormat dan citra perusahaan
  • Takut akan sanksi – sanksi hukum yang selalu disertai dengan denda dalam bentuk uang
  • Perusahaan bangkrut

Prinsip – prinsip etika bisnis

Bisnis yang baik adalah bisnis yang memiliki etika. Berikut prinsip – prinsip etika bisnis

  • Kejujuran
  • Kejujuran adalah kunci sukses bagi seorang pebisnis. Kejujuran berhubungan dengan kepercayaan dan kepercayaan adalah dasar dari bisnis. Dalam bisnis untuk membangun kepercayaan itu, seorang pedagang harus mampu berbuat jujur dan adil, baik terhadap dirinya maupun orang lain. Kejujuran ini misalnya dalam penggunaan timbangan yang tidak membedakan antara kepentingan pribadi maupun pembeli. Penjual dilarang mencuri takaran timbangan yang bisa merugikan orang lain.
  • Transparansi
  • Menjual barang yang baik mutunya dan tidak menyembunyikan  mutu barang dagangan. Penjual harus menjelaskan secara terang – terangan tentang barang yang dijualnya kepada pembeli. Menyembunyikan mutu barang sama halnya dengan curang, bohong dan penindasan pada  pembeli.
  • Tidak mengobral sumpah
  • Banyak pedagang yang mengobral sumpah untuk menarik pembeli dan meyakinkan pembeli kalau barangnya berkualitas.
  • Ramah dan murah hati
  • Penjual haruslah bersikap ramah dan murah hati pada pembeli. Seperti senyum yang ramah pada semua pembeli, menjawab pertanyaan dengan baik, mengatakan hal yang baik dan tidak berlebihan. Dengan bersikap ramah bukan tidak mungkin pembeli tersebut akan menjadi pelanggan setia yang akan menguntungkan dalam perkembangan bisnis dimasa depan.
  • Membangun hubungan baik
  • Mengembangkan ikatan perasaan dan kemanusiaan antara penjual dan pembeli maupun antara penjual dan penjual sehingga tidak melulu mengejar keuntungan materi semata melainkan ada nilai kebersamaan untuk saling bekerja sama yang dibangun melalui silaturahmi. Dengan silaturahmi tersebut bisa mengembangkan bisnis karena disitulah jaringan semakin luas, menyerap informasi dan dukungan dari berbagai kalangan.
  • Tertib administrasi
  • Membuat catatan yang baik mengenai hutang piutang agar terhindar dari kesalahan yang mungkin terjadi
  • Harga yang transparan
  • Menetapkan harga barang secara terbuka dan wajar namun hak pembeli tetap harus dihormati. Banyak pedagang terutama di medsos yang menutupi harga jual barang dagangnya, mungkin maksudnya untuk melihat orang yang serius atau tidak. Tapi ini tidak dibenarkan, harga barang adalah informasi yang harus diketahui oleh pembeli, entah itu mahal atau murah tetap orang harus tahu harga barang tersebut agar bisa menjadi pertimbangan sebelum membeli. Menutupi harga barang dan mewajibkan calon pembeli untuk bertanya secara pribadi, tidak akan membuat pedagang mendapatkan pembeli yang serius, bisa saja setelah mengetahui harga justru calon pembeli malah kabur. 

Referensi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline