Ketika bekerja disebuah perusahaan atau organisasi, kita akan selalu berhubungan dengan banyak orang. orang - orang yang menjadi rekan kerja, relasi bisnis, pelanggan, masyarakat, dan sebagainya itu tentunya memiliki kepribadian yang berbeda - beda. orang - orang bahkan diri sendiri memiliki kepribadian ada yang positif ada juga yang negatif.
Dilingkungan kerja, kita berhubungan dengan berbagai tipe kepribadian manusia. Kita harus bisa bergaul dan beradaptasi bersama dengan kepribadian mereka, karena mereka dapat mendukung peningkatan karir kita atau bisa juga menenggelamkan karir kita. Setiap hari kita berkumpul, berbicara dan mengerjakan tugas bersama, tentunya ada diantara mereka yang disiplin, ada yang maunya kerja sedikit, malas, keras bahkan bossy.
Jika rekan kerja kita memiliki kepribadian yang positif tentunya semua pekerjaan akan mudah dikerjakan dan cepat diselesaikan tanpa adanya drama yang tidak diperlukan, hasil pekerjaan juga profesional. Lain halnya jika kita memiliki rekan kerja yang negatif, hal itu tentunya akan membuat stres dan depresi, pekerjaan menjadi lambat diselesaikan sehingga hasilnya menjadi tidak efektif dan tidak efisien.
Kita memang tidak bisa memilih rekan kerja yang kita inginkan, tapi kita bisa mengenali tipe kepribadian rekan kerja tersebut agar semua tujuan dan agenda karir kita tidak terhambat. Dengan mengenali tipe - tipe kepribadian rekan kerja kita bisa menyesuaikan diri dan bergaul dengan mereka tanpa adanya kendala yang tidak diinginkan.
Berikut adalah tipe - tipe kepribadian yang ada dilingkungan kerja. Mengenali tipe kepribadian ini juga bisa dilakukan dalam memilih teman pergaulan sehari - hari:
A. Tipe Kepribadian positif
- Tulus. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran. Jika sesuatu itu benar, maka akan dikatakan benar, jika salah akan dikatakan salah. Jika iya akan dikatakan iya dan jika tidak akan dikatakan tidak. kebanyakan orang yang memiliki kepribadian yang tulus akan sangat disukai orang.
- setia. Orang yang setia adalah orang yang dapat dipercaya dan diandalkan, menepati janji, rela berkorban dan mempunyai komitmen yang kuat.
- Rendah hati. orang yang rendah hati adalah orang yang dapat mengakui dan menghargai kelebihan orang lain. Orang seperti ini akan membuat orang yang berada diatasnya akan nyaman dan orang yang dibawahnya tidak merasa malu, minder dan rendah diri.
- Bertanggung jawab. Orang yang bersungguh - sungguh dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya. Berani mengakui kesalahannya dan tidak akan menyalahkan orang lain ketika mengalami kegagalan.
- percaya diri. Orang yang menerima diri sendiri apa adanya dan menghargai dirinya dan orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyeseuaikan diri dengan lingkungannya.
- Mudah bergaul. Orang yang tidak suka membesar - besarkan masalah sepele, selalu berusaha mengecilkan masalah besar, tidak mau mengungkit masa lalu dan selalu optimis pada masa depan.
- Empati. Pendengar yang baik, pandai menempatkan dirinya pada posisi orang lain, permasalahan diselesaikan dengan sebaik - baiknya dan tidak suka memaksakan kehendaknya pada orang lain.
B. Tipe kepribadian negatif
- Pengkritik. Orang yang merasa serba tahu cara melakukan sesuatu tetapi sebenarnya ia tidak mampu berbuat apa - apa. Jika ada sesuatu yang yang tidak sesuai dengan keinginannya, maka ia akan sakit hati dan menyalahkan orang lain.
- Penggosip. Orang yang menganggap dirinya adalah sumber dari segala informasi baik itu informasi dikantor maupun diluar kantor, informasi tersebut tentu saja seputar orang lain yang berada disekitarnya. Informasi yang dimilikinya itu belum pasti kebenarannya karena sebenarnya ia memang tidak tahu jalan ceritanya atau permasalahannya. Ia akan puas bila orang lain yang diberi informasi berjanji tidak membocorkan atau menyebarluaskan kepada siapapun.
- sinis. Orang yang selalu mencari sisi negatif orang lalu dan selalu mengganggu kesenangan orang lain.
- Penggemar hal - hal sepele. Orang yang selalu mengerjakan hal - hal sepele dan membuat orang lain sibuk
- Agresif. Orang yang cenderung mengejar pemenuhan suatu tujuan melalui kekerasan, tidak pernah merasa puas untuk menguasai dan mengendalikan orang lain
- Moralis. Orang yang memiliki pandangan bahwa hidup didunia harus serba mutlak dan segala sesuatunya harus dikuasai, senang menceritakan kepada orang lain tentang kehidupan yang ideal, ia juga akan mengejek hampir semua orang yang ada disekitarnya terlebih lagi bila ia menemukan kesalahan pada orang yang dijadikan bahan ejekan.
- Si martir. Orang yang senang dimanfaatkan atau dimanipulir oleh orang lain dengan sukarela, bahkan ia sengaja menunjukan pengorbannya demi kepentingan orang yang memanipulirnya. Sesungguhnya ia melakukan semuanya bukan ingin menunjukan kesetiaan dan pengorbanannya, melainkan ia ingin mengambil kesempatan dan keuntungan tertentu.
Pada umumnya, sebagian besar orang jarang menunjukan ciri - ciri ekstrim satu ciri kepribadian saja. Mereka umumnya bisa saja mempunyai dan menunjukan beberapa ciri tipe kepribadian dengan proporsi tertentu.
Agar dapat beradaptasi dengan orang yang memiliki tipe kepribadian yang berbeda, maka kita harus juga dapa memahami diri sendiri dan berusaha lebih fleksibel dalam menghadapi perbedaan. Cobalah mengubah cara pandang, cara menyikapi dan cara bereaksi terhadap lingkungan atau orang lain. Jangan berupaya keras mengubah kepribadian orang lain, hargai hal - hal yang ditawarkan oleh tipe kepribadian lain, yang mungkin bisa sangat membantu dalam pengembangan diri. Dalam situasi tertentu, setiap tipe kepribadian memiliki kelebihan dan kelemahan yang bisa saling melengkapi, bahkan bisa menutupi kelemahan kepribadian yang lain.
Ketika sulit beradaptasi dengan tipe kepribadian yang berbeda, itu mungkin dikarenakan memang orang yang sulit atau kitalah yang sulit menerima kepribadian mereka, jangan menanggapi dengan reaktif dan impulsif. Jika tidak mampu menghadapinya secara dewasa, maka tetaplah mengambil jarak dan jangan terlalu terlibat secara emosional.
Jangan menggunakan tipe kepribadian untuk memberi cap atau menghakimi orang lain. Pelabelan dan penghakiman tidak akan banyak membantu dalam berelasi, tetapi justru membuat kita semakin menjaga jarak dengan orang lain. Kita bisa terjebak pada pikiran "Itu memang wataknya, apa yang bisa kita harapkan dari orang itu?"