Lihat ke Halaman Asli

Banyak Mental Orang Indonesia, Mental Pengemis!

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asik ! Gratisan ! (http://www.ohyesitsfree.com/)

Pertama-tama, mari kita lihat judul yang saya tulis, cukup keras ? cukup kasar ? jangan tersinggung dulu ya, karena saya akan coba jelaskan, mengapa saya menyebutnya demikian. Pengemis : 1. orang yg meminta-minta: seorang ~ didapati tidur di bawah jembatan tentunya tidak adil jika saya mengkategorikan pada satu jenis pengemis saja, nanti pastinya akan ada yang protes, nah, saya akan membaginya lagi, pengemis itu banyak, ada yang menyandang cacat sehingga tidak dapat bekerja lagi, dan tidak disupport oleh pemerintah. Namun banyak loh yang cuma sekedar minta-minta, tidak mau berusaha dan hanya menundukkan kepala, mengharapkan sesuatu yang gratis. 1. costing nothing | 2. without payment | 3. For nothing; without fee or recompense; freely; gratuitously. Ya ! banyak dari masyarakat Indonesia selalu menginginkan sesuatu secara gratis / cuma-cuma tanpa ingin berusaha mendapatkannya ataupun berkorban sesuatu untuk mendapatkannya, ini yang menurut saya adalah sebuah mental dari negara berkembang yang sangat-sangat tidak boleh dibiarkan tumbuh berakar didalam diri kita. [caption id="" align="aligncenter" width="272" caption="Asik ! Gratisan ! (http://www.ohyesitsfree.com/)"][/caption] Tapi kembali lagi, sebaiknya kita tidak munafik, siapa sih yang tidak menyukai hal-hal gratis ? bisa didapatkan secara cuma-cuma ? , kita harus lebih cermat disini, apakah hal gratis yang kita dapatkan itu bersifat positif ? tidak merugikan orang lain ?  ataukah bahkan menjadi sebuah sifat egoisme ? Saya akan membahas lebih dalam lagi, namun dari sudut pandang Video Game, karena memang masalah yang ingin saya angkat adalah masalah dilingkungan video game. Sebenarnya ada masalah yang berkaitan dengan bahasan kita di video game, yaitu tentang pembajakan, anda pasti selalu mendengar "ngapain beli kalau bisa gratis ?", Ironis tapi itu yang sedang terjadi. Namun ini akan kita lewati karena bukan ini yang mau saya bahas, sudah banyak yang membahas soal pembajakan, anda mungkin bisa menemuinya di postingan tetangga. Mental Gratis, ya, mental gratis membuat pikiran kita menjadi sempit, membuat kita apatis, membuat kita tidak bisa menghargai orang lain : Kenapa saya katakan pikiran kita menjadi sempit ? ya ! kita tidak dapat melihat suatu hal secara luas, kita hanya menyimpulkan dari sedikit pengalaman kita. Kenapa saya katakan kita menjadi apatis ? Anda yang berkata "ngapain beli kalau bisa gratis ?", bayangkan, memangnya anda tidak memikirkan siapa yang menjual ? yang berusaha membuatkan produk tersebut, jasa tersebut, saya yakin banyak dari anda yang akan berkata "ngapain mikirin orang lain, mikirin besok makan apa aja masih bingung", ini sudah sangat terlihat jelas, mental krupuk-nya. Kenapa saya katakan kita tidak bisa menghargai orang lain ? kita ambil contoh sebuah game, developer membuat game ini, dengan susah payah, membuat, meneliti, memperbaiki, agar kita konsumen dapat menikmati produk yang mereka buat dengan rasa puas, Sebanding dengan apa yang kita keluarkan / -korbankan, yaitu uang. Tetapi masih ada yang mencari gratisan-nya, unduhan-nya di internet, memangnya mereka tidak butuh makan ? Masih bingung ? saya kasih sebuah simulasi, misalnya anda baru mengunduh 10 game PC, secara cuma-cuma, keluaran terbaru, anda dapat dengan mudah berganti game, apabila anda telah bosan bukan ? bagi beberapa pemain video game, bermain 10 judul game /hari bukanlah hal yang aneh, bisa saja dia cepat bosan, atau mungkin fase bermainnya memang cepat. Kenapa ? karena tidak ada perasaan sayang, tidak ada perasaan yang berat, karena kalian tidak mengeluarkan pengorbanan apa-apa untuk 10 game tersebut. Bayangkan apabila kalian membeli 10 game PC terbaru, misalnya sepuluh-sepuluhnya AAA titles, dimana sebuah game berkisar harganya 39.99$++, berarti kalian akan menghabiskan 399.9$ atau kalian harus merogoh kocek sebesar 3,8 juta rupiah / kurs tanggal 8 Agustus 2012. Mari kita kembali ke logika, anda tidak mungkin membeli 10 game bersamaan, jadinya anda pasti akan membeli, 1 game misalnya, seharga 39.99$ atau 380 ribu rupiah, nominal 300 ribuan itu besar loh bagi saya, sebagai seorang mahasiswa. Bayangkan kalau saya membeli game seharga 380 ribu, apakah saya akan dengan mudahnya mengganti game lain apabila saya bosan dengan game tersebut ? Tidak ! kalau saya cepat bosan, mending saya tidak usah bermain game sama sekali !. Saya akan berusaha memainkannya, berusaha menamatkannya, berusaha menyelesaikan segala tantangannya, dan disitulah saya akan mendapatkan kepuasan, dimana 380 ribu rupiah tidak membuat saya menyesal, karena saya merasa sudah mendapatkan hiburan yang imbang dengan pengorbanan saya. Saya tidak menemukan solusi universal yang bisa diterapkan bagi semua orang, kecuali adanya sebuah ketentuan dari pemerintah yang dimana setiap orang secara mau tidak mau harus menjalaninya. Yang bisa dilakukan adalah hanya bercermin terhadap diri sendiri, sudah berubah-kah kita ? sudah menghargai orang lain kah kita ? Saya sendiri tidak mau munafik, saya seorang mahasiswa, tidak mungkin saya selalu bisa membeli yang original, ada kalanya saya memakai bajakan, tetapi saya berusaha untuk sedikit demi sedikit menabung dan mendapatkannya, ada kebanggaan dan kesenangan tersendiri, setelah memiliki yang original. - Kasus 1 : Gw seorang gamer, gw ga setuju kalau 10 game diselesaikan dalam sehari hanya karena bosan ! gw biasanya tamatin satu-satu sampai lengkap semua. Jawaban saya : Please kill yourself, jangan sebut diri lu gamer, kalau lu mainnya bajakan. - Kasus 2 : Gaji saya kecil nih, tidak memungkinkan saya untuk membelinya, makanya beli yang bajakan, lumayan kan murah. Jawaban saya : ga pernah diajari istilah menabung ya ? kalau emang saking ga bisanya  nabung buat beli game, ya cari alternatif hiburan lain, jangan dipaksain, itu namanya egois. - Kasus 3 : Saya punya duit, tapi susah banget dapatin yang ori diindonesia. Jawaban saya : belajarlah untuk repot sedikit, jangan malas, sudah banyak yang menyediakan jasa untuk membeli dari luar negeri, anda punya uang kan ? jangan pelit hanya untuk ongkos kirim sedikit, ada uang yang masuk, ada juga yang harus dikeluarkan. - Kasus 4 : Gw belajar menggunakan yang bajakan, kalau udah menghasilkan / produktif, gw beli yang ori. Jawaban saya : Cara yang tidak sehat, tapi bukan yang terburuk, pegang dan buktikan, kalau tidak manfaatkan alternatif, jangan egois, banyak hal-hal yang benar-benar secara konteksnya positif "Gratis", misalnya freeware, freegame, freebies dll. -- Setelah ada yang sempat mengobrol dengan saya, karena saya lebih menitik beratkan pada yang "sebagian besar" dibandingkan "sebagian kecil", berarti saya tidak memberikan jatah tulisan kepada yang "sebagian kecil", bagi kalian yang punya link artikel, dan kegiatan teraktual dari komunitas, ataupun dari channel anda, yang dimana sudah berusaha mendukung originalitas, dan mulai meninggalkan kegiatan seperti bajak membajak, bisa Message saya, saya akan menambahkannya kedalam artikel ini, sebagai contoh positif yang dapat diikuti. Saya bingung untuk taruh dimana, jadi saya taruh di SosBud,  jika misalnya salah tempat, mohon untuk diberitahukan agar dapat saya koreksi. jika kepanjangan mohon dimaafkan, dan jika anda ingin mengkritik pemikiran dan pandangan saya, saya sangat menerima, malah saya akan sangat senang, jika bisa diskusi dan saling bertukar pikiran secara personal, tidak disini terus mengajak / memprovokasi orang-orang lain untuk meributkan hal tidak penting yang sudah pernah dibahas sebelumnya. Selamat hari kemerdekaan RI, dan Selamat merayakan Idulfitri bagi yang merayakannya. Anfauz,




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline