Sejenak menepi di kotamu, disambut rerintik hujan. Laksana ucapkan selamat datang pada hati yang pernah ditancapkan di sini.
Kala itu, kotamu bukanlah tempat untuk sekadar kusinggahi, namun untuk menyimpulkan tali kasih sejati. Seia sekata, selaras sejiwa.
Sejenak menepi di kotamu, terurai kembali tempat yang pernah kusisipkan rindu-rindu di antara dinginnya malam. Tempat yang hening untuk kugoreskan kalam Ilahi, sebagai pelipur lara, tatkala wujud jauh di pelupuk mata. Tempat yang sunyi untuk kurindukan rembulan di antara sinar-sinar rembulan yang tetap memancar di balik gelapnya malam
Menepi di kotamu kali ini, bukan hanya untuk sejenak melepas penat. Namun untuk menjemput asa yang pernah singgah.
Akankah kotamu kali ini kembali menjadi jembatan hati yang pernah menancap?
Pwk, 10 Maret 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H