Lihat ke Halaman Asli

Siti Kurniati

Pembelajar

10 Hakikat Hidup dalam Alquran

Diperbarui: 7 Juli 2021   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hakikat Hidup dalam Alquran (unsplash/abdullah oguk)

Menghadiri kajian rohani pada Ahad ke-4 bakda Ashar di penghujung Januari 2019 ini di Majelis Taklim Masjid Al Falaah, Rajawali Timur Bandung, merupakan kesempatan yang sangat berharga. Hal ini lantaran jadwal penceramahnya adalah Ustaz M. Nur Muttaqin. Ustaz kharismatik ini, memiliki kepiawaian dalam membedah kandungan isi alquran. Seperti kajiannya pada kesempatan sore ini adalah "10 Hakikat Hidup Manusia dalam Alquran."

Baca juga : Prespektif Psikologi dan Islam terhadap Memori dan Daya Ingat

Ke-10 hakikat tersebut adalah manusia diciptakan Allah swt untuk beribadah, menjadi khalifah, mengikuti catatan takdir, mengisi catatan amal, berpindah dari satu alam ke alam yang lain, proses perjalanan menuju pulang, hidup adalah pilihan, hidup adalah ujian, hidup adalah tijarah, dan hidup antara mencari ketenangan dan kesenangan.Hakikat yang pertama bahwa manusia itu diciptakan Allah swt hanyalah untuk beribadah kepada-Nya. Hal tersebut termaktub dalam QS. Al Baqarah: 21. Dalam ayat ini, penjelasan lebih mendalam adalah pada kata ibadah yang berarti memosisikan diri sebagai budak Allah yang harus melaksanakan hal-hal yang telah diperintahkan dan menjauhi segala hal yang dilarang-Nya. Hasil akhir dari menaati perintah-Nya, balasannya syurga.

Baca juga : Self Awareness dalam Pengamalan Ajaran Islam di Era Digital

Hakikat hidup manusia yang kedua adalah menjadi khalifah/pemimpin seperti yang tercantum dalam QS. Al An'am: 165. Dalam surat ini terdapat kata khalaaifah yang merupakan bentuk jamak dari kata khalifah dan bermakna para khalifah yang bertugas menjadi khalifah/pemimpin yang berfungsi sebagai pemakmur bumi. Penafsiran lebih luas lagi dari kata khalifah ini adalah selalu melaksanakan kebaikan-kebaikan yang telah ditetapkan-Nya sesuai dengan porsinya. Bila tak sesuai dengan porsinya, kemungkinan hasil akhirnya yang diikhtiarkan tak akan sesuai dengan harapan. Misalnya, seorang istri menjadi khalifah di rumah tangganya untuk keluarganya serta menjalankan syariatnya sebagai seorang ibu dari anak-anaknya dan istri dari suaminya. Ketaatan seorang istri erat kaitannya dengan empat perkara yang wajib dilakukannya dan ganjarannya adalah akan dibukakan 4 pintu syurga untuknya. Keempat pintu syurga itu adalah shalat 5 waktu, shaum di bulan ramadhan, menjaga kemaluan, dan taat pada suami.Hakikat yang ketiga, mengikuti catatan takdir, yaitu segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan takdir yang telah ditetapkan'-Nya. QS. Al An'am: 59, isinya menjelaskan tentang tak ada kejadian yang terjadi secara tiba-tiba. Segala yang ada di darat dan laut telah direncanakan oleh Allah swt. Bahkan, sehelai daun gugur pun, Allah Maha Tahu. Semuanya telah tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).Hakikat hidup yang keempat adalah mengisi catatan amal. Setiap amal perbuatan manusia akan dicatat oleh 2 malaikat, Raqib dan 'Atid. (QS. Qaf: 17). Ketika manusia terlelap di malam hari, Allah mengangkat ruhnya ke langit. Jadi, saat manusia tidur, tak ada catatan apa pun yang ditulis oleh kedua malaikat itu. 

Baca juga : Bolehkah Sedekah Laut dalam Pandangan Islam?

Namun, ketika dini hari tiba, dan Allah turun ke bumi, di sanalah catatan amal kita dimulai. Oleh karena itu, perbanyaklah mengisi hari-hari kita dengan amal perbuatan ihsan, agar catatan amal kita penuh dengan yang baik-baik saja.Sayang seribu sayang, kajian yang sarat makna ini, harus terhenti karena waktu yang disediakan tidak mencukupi untuk pembahasan selanjutnya. Sehubungan dengan memasuki waktu  azan magrib dikumandangkan. Dalam pertemuan rutin Ahad ke-4 bulan Februari, kiranya akan dilanjutkan kajian ini. In Syaa Allaah.

#tulisan ini sebagai hasil menyimak penulis

Wallahu a'lam bish-shawabi. cipularang jelang malam akhir januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline