Lihat ke Halaman Asli

Nia Nurpadila

Mahasiswa

Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg: Tahapan,Prinsip,Dan Implikasinya Dalam Kehidupan

Diperbarui: 19 Januari 2025   06:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lawrence Kohlberg, seorang psikolog pendidikan dan perkembangan asal Amerika Serikat, adalah salah satu tokoh terkemuka dalam studi perkembangan moral. Melalui penelitiannya yang mendalam, ia merumuskan teori perkembangan moral yang hingga kini menjadi landasan penting dalam psikologi pendidikan dan etika. Teori ini menjelaskan bagaimana manusia berpikir dan membuat keputusan moral sepanjang hidup mereka. Artikel ini akan menguraikan inti teori Kohlberg, tahapan-tahapan perkembangan moral, dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian Teori Perkembangan Moral

Menurut Kohlberg, perkembangan moral adalah proses bertahap yang melibatkan cara seseorang memahami dan menilai apa yang benar dan salah. Proses ini tidak hanya didasarkan pada peraturan atau norma sosial, tetapi juga pada kemampuan individu untuk bernalar secara moral. Kohlberg percaya bahwa perkembangan moral adalah hasil dari interaksi antara pengalaman sosial dan pertumbuhan kognitif.
Kohlberg mengembangkan teorinya berdasarkan penelitian menggunakan dilema moral, seperti Heinz Dilemma. Dalam dilema ini, responden diminta memberikan pendapat moral terhadap situasi di mana seseorang harus memutuskan apakah akan melanggar hukum demi menyelamatkan nyawa orang lain. Dari hasil wawancara mendalam, Kohlberg menyusun enam tahapan perkembangan moral yang dikelompokkan menjadi tiga tingkat utama.

Tahapan Perkembangan Moral Menurut Kohlberg

Teori perkembangan moral Kohlberg terdiri dari enam tahap yang terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu:

1. Tingkat Pra-Konvensional
Pada tingkat ini, moralitas anak didasarkan pada konsekuensi langsung dari tindakan, seperti hukuman atau penghargaan. Tingkat ini biasanya dialami oleh anak-anak.
*Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Ketaatan
Anak memandang tindakan sebagai benar atau salah berdasarkan apakah tindakan tersebut dihukum atau tidak. Fokusnya adalah pada kepatuhan terhadap otoritas untuk menghindari hukuman.
*Tahap 2: Orientasi Instrumental atau Relativis
Anak mulai memahami bahwa tindakan tertentu dapat diterima jika membawa manfaat pribadi. Moralitas dilihat sebagai pertukaran timbal balik ("Jika aku membantu, aku juga akan dibantu").

2. Tingkat Konvensional
Pada tingkat ini, moralitas didasarkan pada norma sosial dan kebutuhan untuk mempertahankan hubungan serta tatanan masyarakat.
*Tahap 3: Orientasi Kesepakatan Antarpribadi
Fokus pada "menjadi orang baik" dalam pandangan masyarakat. Tindakan dianggap benar jika membantu menjaga hubungan baik dengan orang lain.
*Tahap 4: Orientasi Hukum dan Ketertiban
Moralitas didasarkan pada kepatuhan terhadap hukum dan aturan untuk menjaga ketertiban sosial. Pada tahap ini, individu memahami pentingnya menjalankan kewajiban demi masyarakat yang tertib.

3. Tingkat Pasca-Konvensional
Pada tingkat ini, individu mulai mempertimbangkan prinsip-prinsip moral yang melampaui norma sosial dan hukum. Moralitas didasarkan pada prinsip etis universal.
*Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial
Moralitas dipahami sebagai hasil dari kesepakatan sosial yang bertujuan melindungi hak asasi manusia. Aturan dapat diubah jika tidak lagi mencerminkan nilai-nilai keadilan.
*Tahap 6: Prinsip Etis Universal
Tahap tertinggi ini melibatkan pemikiran berdasarkan prinsip universal, seperti keadilan, martabat manusia, dan kesetaraan. Individu bertindak berdasarkan hati nurani mereka, bahkan jika itu bertentangan dengan hukum.

Implikasi Teori Kohlberg dalam Kehidupan

Teori perkembangan moral Kohlberg memiliki banyak aplikasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pengasuhan anak, dan pembentukan karakter.

1. Dalam Pendidikan
Guru dapat menggunakan teori Kohlberg untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan bernalar moral. Melalui diskusi tentang dilema moral, siswa didorong untuk berpikir kritis, memahami perspektif orang lain, dan menyusun argumen yang etis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline