Lihat ke Halaman Asli

Nia novianti

Mahasiswi

Lembutnya Dakwah Islam

Diperbarui: 10 Desember 2020   07:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nabi Muhammad saw tidak hanya dipercaya sebagai Rasul Allah, kepada segenap umat Islam, tetapi juga merupakan pelaku sejarah yang membawa perubahan besar dalam sejarah kehidupan manusia. Ia telah membuka babak baru perabadan manusia.

 Akal sehat, kehormatan, dan kesadaran akan tetap terjaga selama kita mampu bersikap lembut dan santun dalam menghukumi segala sesuatu. Penyesalan tidak akan pernah menghantui orang lembut dan santun. Justru kesantunannya menjadi faktor dalam meraih sukses di masa depan. Sebaliknya, pikiran akan kacau dan hilang keseimbangan apabila kita tidak mampu menahan marah (emosi), berlaku kasar dan lepas kendali. Pemarah akan cepat dihantui penyesalan, karena akibat buruk yang ditimbulkan.

 Kelemahlembutan merupakan perilaku mulia tidak saja secara teori tetapi juga dari sisi praktis, dengan dalil contoh hadis riwayat Muslim dari Ibnu Abbas ra, ia menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda kepada Asyaj Abdul Qais, “Dalam dirimu terdapat dua hal yang Allah cintai, yaitu kelembutan dan kesantunan

 Mengajak manusia menuju agama Allah merupakan salah satu ibadah yang agung. Bahkan, dakwah menuju agama Allah merupakan perkataan yang paling baik, oleh karena itu, dakwah adalah ibadah. Dalam dakwah harus terpenuhi dua syarat, yaitu ikhlas dan lemah lembut, dengan demikian penting bagi kita untuk memahami strategi dakwah islam yang tepat. Hal ini bisa kita wujudkan dengan mempelajari strategi dakwah Rasulullah, selain itu kita juga bisa mempelajari cara berdakwah dan etika dakwah.

 Mengenal dakwah atau metode dakwah semua makhluk di alam semesta, petunjuk Nabi Muhammad Salallahualaihi Wasallam adalah sebab kehidupan bagi hati manusia sehingga barang siapa yang lebih dekat dengan petujuk Nabi Muhammad Salallahualaihi Wasallam yang selalu menyambut seruan dakwah sunnah Rasulullah Salallahualaihi Wasallam, maka, hatinya akan hidup kebaikan-kebaikan akan mudah tumbuh pada dirinya dan keberkahan yang akan menjadi sebab kebaikan di alam semesta akan senantiasa tumbuh seiring dengan semakin banyaknya orang yang mengikuti seruan dan petunjuk yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi kita yang mulia Nabi Muhammad Salallahualaihi Wasallam,

 

           

        Dakwah islam itu merangkul bukan memukul, berdakwah dengan cara hikmah dan memberikan nasehat-nasehat yang baik dengan lemah lembut, karena dengan lemah lembut dakwah akan cepat diterima oleh masyarakat, dan berdakwah haruslah dengan ikhlas mengaharapkan pahala dari Allah, bukan karena ingin dibilang lebih banyak ilmu nya, keberhasilan dalam berdakwah tidak di ukur oleh banyak nya orang yang ikut, melainkan bagaimana kita menyampaikan dakwah itu agar bisa diterima oleh masyarakat.

 Ajaran perdamaian dan kemanusiaan dalam islam sangat ditonjolkan. Dalam ajaran shalat misalnya, terkandung misi agar manusia dapat menjauhi perbuatan keji dan munkar, shalat diharapkan dapat membuat orang yang melaksanakannya menjadi tawadhu, rendah hati, menyayani sesamanya. Ucapan salam ke kanan dan ke kiri yang terdapat pada akhir seteiap kali melaksanakan shalat mengandung makna, agar memperhatikan keadaan sekeliling kita untuk selanjutnya bangkit menyebarkan kedamaian. Demikian pula, zakat dimaksudkan untuk menunjukkan rasa kemanusiaan dan solidaritas sosial yang tinggi. Sedangkan perasaan lapar yang dialami oleh orang yang berpuasa, dimaksudkan agar yang bersangkutan merasa iba terhadap orang yang dalam kehidupannya berada dalam kelaparan.     Islam memandang bahwa seseorang belum dianggap sempurna imannya, kecuali ia menyayangi saudaranya sebagaimana menyayani dirinya sendiri.

 Kesuksesan Nabi Muhammad saw dalam dakwah adalah karena keunggulan akhlaknya, salah satunya adalah lemah lembuh dan penuh kasih sayang. Nabi Muhammad saw dalam dakwah selalu menggunakan cara-cara yang lemah lembut, karena dengan cara lemah lembut seperti itu dakwahnya akan bisa di terima oleh masyarakat yang didakwahi. Nabi dalam dakwah tidak pernah berkata-kata kotor dan keji, tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan tapi beliau seorang pengampun dan lapang dada.

 

 

                               Daftar Pustaka

 Nurul Husna, Lilis Dakwah Transformatif , Jakarta : Pakpesdam Nu, 2006

 Zuhaily, Wahbah Ensiklopedia Akhlak Muslim, Jakarta: Noura: 2013




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline