Lihat ke Halaman Asli

Nia Nandasari

Mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan Universitas Airlangga

Edukasi Pencegahan Stunting Melalui Program Intervensi Hulu, KKN "Kampung Emas 2.0" Mahasiswa Universitas Airlangga

Diperbarui: 15 Desember 2023   05:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Pelaksanaan sosialisasi edukasi SBCC Bestiez/dokpri

Edukasi Pencegahan Stunting Melalui Program Intervensi Hulu, KKN "Kampung Emas 2.0" Mahasiswa Universitas Airlangga di Kelurahan Baratajaya Surabaya

Program "Kampung Emas 2.0" yang mengusung tema "Intervensi Hulu Dalam Percepatan Penurunan Stunting" merupakan kegiatan mahasiswa untuk belajar di luar kampus sebagai pemberdaya masyarakat menuju kelurahan mandiri dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di tingkat kelurahan. Program ini merupakan bentuk Kerjasama Pemerintah, Universitas Airlangga, dan Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Stunting Jawa Timur, yaitu terdiri dari 20 Perguruan Tinggi di Jawa Timur. KKN Kampung Emas dilaksanakan dengan melibatkan mahasiswa sebagai bentuk kegiatan Belajar Bersama Komunitas yang akan terjun di 153 kelurahan di Kota Surabaya.

Masalah gizi utamanya stunting masih menjadi isu yang krusial dan perlu segera dituntaskan karena berdampak pada kualitas sumber daya manusia Indonesia kedepannya. Sumber daya manusia adalah faktor utama penentu kesuksesan sebuah negara. Masalah stunting ini tentunya mendobrak pemerintah Kota Surabaya untuk melakukan percepatan penurunan stunting di Kota Surabaya melalui Program Kampung Emas (Eliminasi Masalah Stunting) melalui intervensi hulu berupa 3 program unggulan Bersama Universitas Airlangga. KKN "Kampung Emas 2.0" ini dimulai sejak Oktober hingga Desember 2023, Dimana Kelurahan Baratajaya ini dibina oleh Kelompok 86 yang beranggotakan 3 orang, antara lain Alifia Zahra Putri Sutanto dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Maysa Maheswari dari Fakultas Sains dan Teknologi, serta Nia Nandasari dari Fakultas Perikanan dan Kelautan. Tidak terlupa, kelompok 86 dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), yaitu Ibu drg. I Komang Evan Wijaksana, Sp. Perio.

KKN Tematik kampung Emas kelompok 86 dilaksanakan di Kelurahan Baratajaya, Kecamatan Gubeng, Surabaya, Jawa Timur. Fokus permasalahan yang kami ulik adalah pada balita stunting melalui Layanan Terpadu Pranikah (Laduni) yang mana mencakup Ibu Hamil KEK dan calon pengantin (catin). Prevalensi Stunting yang ada di Kelurahan Baratajaya terdapat 1 data yang didapat, namun merupakan potensi pra-stunting. Kelompok 86 akan mengadakan sosialisasi dan penyuluhan terkait dengan rencana strategis pencegahan stunting kepada Kader Surabaya Sehat dan Tim Pendamping Keluarga guna memberikan pengetahuan sekaligus penyamaan persepsi dalam melakukan ikhtiar kolektif pencegahan stunting di Kelurahan Baratajaya, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya.

Kasus Stunting di Kelurahan Baratajaya ini tergolong sudah cukup baik, melihat dari angkanya yang menurun tiap tahunnya dan tersisa satu data pra-stunting. Meskipun begitu, upaya dalam menekan stunting tetap dilakukan dari hulu hingga Kelurahan Baratajaya ini bersih dari kasus stunting. Sasaran intervensi hulu ini ialah balita, ibu hamil, dan calon pengantin. Hal tersebut dikarenakan stunting dapat terjadi kurangnya asupan gizi sejak janin masih dalam kandungan dan stunting juga dipengaruhi oleh multidimensi.


Gambar 2. Analisis situasi pada ibu hamil dan calon pengantin/dokpri

Program unggulan yang dijalankan dalam KKN "Kampung Emas 2.0" ini antara lain adalah LADUNI (Layanan Terpadu Pranikah) dengan intervensi berupa monitoring kepatuhan minum suplemen laduni pada calon pengantin dan ibu hamil, FORMULA PANGAN BERIMAN (Fomulasi Pangan lokal Seimbang, Beragam, Berbasis Hewani) dengan intervensi berupa pembuatan formulasi pangan yang mempertimbangkan ketersediaan pangan dan harga pangan pada pasar lokal, serta SBCC-BESTIEZ (Social Behaviour Change Communication: Bunda Teredukasi Sehat, Hebat, Peduli Gizi) dengan intervensi berupa sosialisasi dan edukasi terkait gizi ibu hamil maupun calon pengantin, laduni, serta demonstrasi formulasi pangan beriman dari kelompok 86 berupa otak-otak berbahan baku ikan lele dengan sasaran yaitu calon pengantin, ibu hamil, dan KSH (Kader Surabaya Hebat).  

Gambar 3. Formulasi Pangan Kelompok 86 Baratajaya/dokpri

Rangkaian upaya edukasi penurunan stunting oleh kelompok 86 juga telah dilakukan analisis situasi terkait masalah gizi pada ibu hamil maupun calon pengantin, KB pasca persalinan, pengetahuan dan praktik konsumsi gizi, konsumen suplemen gizi, pola asuh, dan kesehatan mental, pengembangan media edukasi, survey pasar, serta pendokumentasian praktik PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak). Program KKN "Kampung Emas 2.0" ini memberikan pengalaman kepada mahasiswa karena dapat terjun langsung sebagai penyedia sarana Upaya percepatan penurunan stunting di Surabaya. Program ini juga sebagai bentuk Belajar Bersama Komunitas, mulai dari mahasiswa peserta kampung emas, KSH (Kader Surabaya Hebat), para ibu hamil, para calon pengantin, para ibu balita, ahli gizi puskesmas, bidan kelurahan, serta bidan HPK. Terlaksananya program ini diharapkan dapat menurunkan prevalensi stunting di Kelurahan Baratajaya, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline