Lihat ke Halaman Asli

Niam At Majha

Penikmat Buku dan Penikmat Kopi

Bahagia dengan Senyuman

Diperbarui: 9 Desember 2024   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Sepekan kemarin kau seringkali menginginkan jika antara kita untuk mengakhiri kisah cinta, sebuah cinta sederhana yang tak tahu akhirnya bagaimana, akan tetapi saya menjalaninya dengan penuh bahagia. Ketika kau mengatakan semuanya tentang kesalahan-kesalahan yang kerap kali saya lakukan berulang-ulang. Dan saya hanya mampu berkata maaf, dengan apa yang telah saya lakukan dan ketika kau dalam mode demikian saya hanya mampu untuk mendengarkan segala keluh kesah segala perasaan, perasaan yang kau rasakan dan lain sebagainya. Tak cukup sampai disitu saja kau pun mengatakan jika telah capek menjalani kisah kasih antara kita ini yang untuk ujungnya saja belum mengetahui.

Dan ketika kau mengatakan untuk mundur menjalani kisah ini selalu saja ada perasaan-perasaan yang berkecamuk dalam dada saya sehingga pikiran perasaan hati bercampur aduk menjadi satu kesatuan tak karuan yang saya rasakan. Cinta saya terlalu mendalam untukmu Na, dan saya pun berharap demikian kau merasakan seperti apa yang saya rasakan. Saya pun tak tahu tentang kisah cinta ini kedepannya bagaimana, akan tetapi selagi saya mampu, selagi saya masih bisa bersamamu saya berusaha membahagiakanmu semampu saya dengan bahagia yang selama ini kita anggap sederhana.

Belakangan saya seringkali membuatmu menitikan air mata, saya seringkali tak mengindahkan tentang apa yang kau katakan dana lain sebagainnya, dan seringkali saya pun menganggap apa saja harus saya lakukan sendiri, harus bisa selesai sendiri, dan tak peduli dengan diri sendiri baik kesehatan atau lainnya; akan tetapi sejak saya bersamamu saya mengerti semuanya tak dapat diselesaikan seorang diri bahkan tentang sedih dan bahagia dengan masalah atau sebangsanya harus dikeluarkan dan diceritakan. Bahkan kau pun mengajari saya tentang senyuman, sebab dapat dikatakan saya paling sulit untuk sekadar tersenyum atau lainnya. Apa mungkin tentang kesendirian yang semuanya harus diselesaikan seorang diri hal tersebut membuat saya sulit sekali tersenyum bahkan ketika saya telah berubah di wajah entah sedang emosi atau ingin marah kau telah hafal bentul tentang perubahan tersebut.

Terima kasih kau selama ini mengajari saya tentang senyuman, tentang cinta kasih sayang dan bahwa semuanya itu tak dapat diselesaikan sendiri. Ilove you more Na.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline