Lihat ke Halaman Asli

Niam At Majha

Penikmat Buku dan Penikmat Kopi

Benarkah Saya Egois?

Diperbarui: 22 Juli 2024   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Dua hari ini saya mengalami sedih yang seakan berkepanjangan. Dan munkin juga kesedihan ini entah hingga kapan akan menemu ujungnya. Tiba-tiba kekasih saya yang selama ini menjadi pengingat-menjadi perempuan yang selalu menyemangati dari berbagai aspek; bahkan berkali-kali bilang ke saya agar sabar menghadai segala hal. Sebab semuanya tak mudah, perlu kesabaran dan lainnya, dia minta berhenti untuk melanjutkan hubungan cinta kasih. Saat mengetahui kabar tersebut saya bingung tak bisa tidur, semuanya indra pencecap seakan mati rasa.

Ya..ini memang bukan sekali atau dua kali dia minta untuk mengakhiri hubungan ini. Berkali-kali bahkan kita ada masalah ketika ada problema apa saja dia akan minta untuk berakhir jalinan cinta kasih. Dan saya selalu menolaknya, saya belum siap untuk ditinggalkannya, jika kemarin dia mengatakan bahwa dia yang bergantung pada saya, sebenarnya tak, saya lah yang tergantung padanya dari segi apa saja; baik perhatian kasih sayang, kebahagiaan atau hal hal lainnya.

 Jujur ketika kau memutuskan untuk mengakhiri jalinan cinta kasih ini saya bingung mau mengatakan apa juga bingung; ketika saya ingin mempertahankan ternyata saya egois tak menimbang-nimbang tak mengerti akan perasaanmu, tak mau memahami akan masa depanmu yang akan mendatang. 

Sejak kita menjalin cinta kasih ini hanya kita berdua yang mengerti dan hanya kita berdua yang menjalani semuanya; baik ketika sedih bahagia hanya kita saja yang menjalani dan memahami. Ternyata semuanya itu tak cukup harus ada pengakuan-pengakuan lainnya.

Sayang..jika itulah yang menjadi keputusanmu saya tak bisa apa-apa. Saya tak ingin egois akan kebahagiaan saya sendiri; luka, sedih, kecewa atau sebangsanya itu sudah menjadi menu kehidupan saya, meskipun pada akhirnya saya harus mengamini apa yang kau inginkan, apa yang menjadi permintaanmu. 

Izinkanlah saya tetap memanggilmu sayang, tetap melakukan hal-hal yang bisa membuatmu bahagia atau lainnya. Jangan batasi saya ya sayang; lantas soal cinta dan kerjasama bahagia jika kau tak menginginkan atau tak lagi mau saya tak bisa memaksanya sayang. Doa saya kelak pada kehidupan setelah kematian saya bisa dipertemukan dengamu sayang. Biarlah saya tetap mencintaimu dengan cara saya, dengan cinta yang amat sederhana, dengan cinta yang tak pernah di ungkapkan akan tetapi mengalir saja. Ilove you more Na.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline