Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Wulan Merindu

Diperbarui: 5 Desember 2024   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Satu persatu daun gugur dari pohonnya

Beberapa benih terbang terbawa angin

Tunas yang jatuh di tanah pun mulai tumbuh perlahan

Terkena sinar matahari dan siraman hujan

Waktu berganti dan berlalu 

Namun mengapa aku masih merindu

Bulan purnama berkali-kali singgah

Entah kenapa kakiku lupa untuk melangkah 

Wahai hati yang telah pergi

Apakah kau tidak ingin melihatku lagi

Telah ku titipkan rindu pada awan kelabu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline