Lihat ke Halaman Asli

Tertinggal 1000 Langkah

Diperbarui: 2 November 2024   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Beberapa hari ini riuh isi kepalaku dengan banyak pertanyaan. Pertanyaan sama yang berulang berapa tahun ini. Apakah keputusanku tepat mengambil langkah ini, langkah yang akhirnya membuatku merasa lemah dan mau tidak mau di cemooh orang lain.

Dulu aku sudah memikirkannya sangat matang, dengan banyak pertimbangan dan alasan-alasan kuat. Namun kenapa hari ini aku pertanyaan keputusan ini lagi.

Ternyata tidak mudah menghalau komentar negatif orang lain. Ternyata keputusan seseorang itu akan di uji dengan munculnya masalah demi masalah.

Aku yang merasa tertinggal 1000 langkah dari teman dan sahabatku yang sekarang ada di puncak karier.

Aku yang merasa tidak punya daya tawar di hadapan orang lain, mempertanyakan lagi apa itu karena status sosial yang aku emban.

Aku yang tiba-tiba sering merasa bersalah sebab belum bisa ada di posisi yang di banggakan. Tidak bisa menjadi orang yang membantu keluarga dekat.

Rasanya sesak, sedih namun berusaha meyakinkan diri bahwa ini yang terbaik.

Aku hanya sedang berhenti sejenak, sedang fokus pada satu hal ini. Nanti ada masanya aku akan melangkah lagi, aku akan berjalan lalu berlari mengejar ketertinggalan.

Hanya sementara, masa ini aku memang tak tampak bersinar hanya remahan roti yang tidak berarti. Nanti ada masanya, aku berdaya dan bisa tegak menunjukan siapa aku sebenarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline