Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana jika Anak di Diagnosis Disleksia?

Diperbarui: 22 Oktober 2024   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Sahabat dan kakak saya anaknya di diagnosis disleksia. Suami sahabat saya ini juga merupakan penyandang disleksia jadi ketika anak kedua terlihat memiliki ciri tersebut, orangtuanya cukup cepat menanggapi.

Kebetulan si anak kedua usia 8 tahun ini homeschooling dengan kakak perempuannya, jadi metode pengajarannya pun di sesuaikan dengan kemampuan si anak.

Sahabat saya cukup beruntung karena punya basic pendidikan dan sudah terbiasa berhubungan dengan psikiater. Tidak ada kendala dan kekhawatiran berlebihan menghadapi anaknya yang disleksia ini.

Berbeda dengan keponakan saya yang baru di diagnosis disleksia oleh dokter saraf di usia 14 tahun kelas 9. Agak telat padahal sudah 2,5 tahun dia kontrol dengan psikiater setiap bulannya.

Keponakan saya ini tidak ada kendala dalam membaca, semuanya normal. Terlihat ada perubahan saat kelas 4 SD dan di ketahui ada yang berbeda saat masuk SMP lalu di rekomendasikan ke psikiater.

Belum di ketahui pasti disleksia yang dialami keponakan saya, kita masih harus menunggu observasinya lagi. Sisi lain keponakan saya ini bagus sekali dalam menggambar, diatas rata-rata. Dia juga pintar mengaji bahkan dimintai gurunya untuk mengajari teman-temannya yang belum lancar mengaji.

Satu sisi kakak dan istrinya bukan orang yang denial atau awam tentang masalah kesehatan ini. Mereka tidak mempermasalahkan kondisi anak pertamanya ini hanya menyayangkan kenapa bisa terlambat. Pekerjaan rumahnya sekarang adalah menemani terapi dan mencari SMA yang tepat untuk mendukung perkembangan anaknya.

Seorang Penyandang Disleksia bukan orang yang bodoh, hanya cara belajar dan menanggapi sesuatu berbeda dengan orang lainnya. Istilahnya ada perbedaan cara otak dalam merespon informasi. Namun, mereka mempunyai kemampuan lebih di bidang-bidang tertentu.

Saya berharap semua orang tua lebih menyadari tentang tumbuh kembang anak. Tidak takut jika ada hal-hal di luar kuasa kita terjadi pada anak. Tugas orangtua hanya mendampingi, mendukung, mengarahkan anak. Percaya kalau disleksia bukan suatu kekurangan tapi kelebihan yang harus di tanggapi dengan cara berbeda.

Kita tahu banyak orang-orang hebat yang ternyata Disleksia seperti Albert Einstein, Leonardo da Vinci, Jennifer Aniston, Deddy Corbuzier. Mungkin setelah ini akan muncul nama anak-anak disleksia lain yang membanggakan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline