Lihat ke Halaman Asli

Kota Lahir

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ditempat itu aku dilahirkan

Dibesarkan dan dididik dengan berjuta kasih sayang

Disana aku belajar mengenalmu dan hal-hal yang malah tak ada sangkut pautnya denganmu

Masa kecil yang telah menghantarkanku menuju dewasa hingga ternyata aku pilih tinggalkan kau.. yang waktu itu tanpa bekal, tanpa bayangan harapan..

Ditempat itu aku bebas bersantai dan bersenda gurau sehari-hari..

Siapa yang larang aku nikmati hidup tanpa jerih payah.. aku yakin takkan ada

Hanya saja, aku punya masa depan yang tak bisa kau halangi, yang kau sendiri takkan bisa menjaminnya

Aku pilih keluar dari tempatmu

Aku bisa saja tak berdaya saat orang-orang terkasih tak rela melepas aku pergi..

aku paham, dan tak mungkin aku salahkan..

Tapi aku manusia yang lahir seorang diri, yang hidup dengan ditemani mimpi milikku pribadi, jalani hari-hari hingga matipun tak mungkin ada yang sudi temani.

Dengar.. aku tidak egois..

Itu hak ku untuk berfikir

Toh aku bukannya pergi tanpa kembali,

Siapa lagi yang kurindu selain kampung halamanku,

Siapa juga yang berani larang aku pulang untuk bermanja pada orang-orang yang kusayang?

Mana mungkin aku rela lepaskan cinta dan do’a mereka yang ku harap akan selalu mengalir untukku..

Kota ku dan orang-orang terkasih..

Disini, saat ini tak henti ku memikirkanmu..

Namun bukan berarti aku harus pulang..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline