Hari itu, sebanyak 2500 misil berhulu ledak nuklir bisa disiap-siagakan dalam waktu 15 menit. Presiden Kennedy sudah memutuskan untuk menyerang Cuba. Konklusi rapat staf yang mendorongnya. Alasannya adalah di Cuba sudah didorong sekian banyak misil berhulu ledak nuklir oleh Rusia. Ini pergerakan misil terbesar sejak perang dunia kedua. Suatu Jumat sore, datang berita telex dari Presiden Kruscev di Rusia. Isinya sangat lembek. Kami bisa menarik pengiriman rudal itu, kalau Amerika menghentikan rencana menyerang Cuba. Ya betul, staf ahli Presiden Kennedy menyebutnya sebagai berita yang lembek. Atau ada orang mabuk yang mendiktekan isi berita telex tersebut. Rapat staf baru saja ingin membahas berita tersebut dan menyiapkan balasannya Tapi tak lama kemudian, datang berita telex kedua. Isinya sangat keras. Kami balas dengan misil seisi negara kami, apabila strategi menyerang Cuba masih terus dijalankan. Seketika rapat staf membaca berita itu, kontan rapat staf memutuskan untuk menyerang Cuba. dan Presiden Kennedy bimbang untuk mengamininya. Akhirnya Kennedy menelpon Thompson, mantan Duta Besar untuk Rusia. Thompson sangat dekat dengan Presiden Kruschev. Bahkan konon katanya, Thompson dan isteri sering menghabiskan waktunya untuk bersantai di kediaman Kruschev. Dia sangat hafal karakter Kruschev. Menjawab telpon Presiden Kennedy, Thompson mengatakan bahwa konklusi rapat staf anda sangat keliru Pak Presiden, sergah Thompson. Tentu saja, ini jawaban yang sangat berani. Namun demikian, Kennedy masih meminta nasehat Thompson, orang yang diyakininya sangat paham dengan karakter Kruschev. Akhirnya Thompson pun bersuara. Kenapa tidak kita memenangkan semuanya. Kennedy orang yang rasional. Kruschev juga orang yang rasional, dan Castro di Kuba juga orang sangat rasional. Jadi pastinya pertemuan orang-orang yang rasional itu sesungguhnya akan mendatangkan kebaikan untuk semua, untuk rakyat negara masing-masing, dan untuk rakyat seisi dunia. Akhirnya dengan nurani, Presiden Kennedy menyetujui usul Thompson. Keadaan diubah, Kruschev dapat meyakini Rusia, bahwa dia bisa menyelamatkan Cuba dari serbuan Amerika. Saat itu, Rusia pun tidak melanjutkan pengiriman misil. Presiden Kennedy tidak meneruskan remcananya untuk mengirimkan 18000 pasukan elitenya ke Cuba. Dan, Cuba juga diselamatkan oleh Presiden Castro. Rakyat Cuba menyambut kemenangan. Rakyat Rusia juga menyambut kemenangan. Dan, tentara Amerika Serikat berikut keluarganya merayakan kemenangan. Pembelajarannya adalah, keputusan tidak mutlak dengan rapat staf terbatas, atau dengan voting mayoritas untuk rakyatnya yang dianggap minoritas. Atau tidak juga keputusan diambil tidak dengan memberikan tekanan-tekanan kepada siapapun. Tetapi keputusan diambil berdasarkan nurani mengemban amanat kepada rakyatnya. sumber: Kennedy, Nurani Mengalahkan Voting Rapat Pimpinan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H