Lihat ke Halaman Asli

"Jurnalis" Kompasianer Malaysia

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

To my Govt: where's yr sense of humour? What's happened to you guys? Stop treating journalists like kids. Relax, breathe deeply+be open.

[caption id="attachment_249457" align="alignright" width="240" caption="Karim Raslan & Mata Najwa (doc prib)"][/caption] Twitt Karim ini mungkin berkaitan dengan hadirnya artikel menarik yang mengkritik pemerintahnya (Malaysia) di blog seorang editor surat kabar Malay-Mail. Adalah Irwan Abdul Rahman yang sesegera mungkin menurunkan tulisannya, tatkala perusahaan listrik negara (Tenaga Nasional) negeri Najib Tun Razak itu menggugatnya melalui kepolisian (PDRM). Protes keras aktivis media Malaysia pun sudah berseliweran memenuhi belantara digital. Bahkan situs MalaysiaKini dotcom beberapa kali memuat beritanya. Menurut Irwan, tulisan ini hanya gurauan belaka dan sudah diturunkan dari blognya. Anda masih bisa membacanya melalui Google Cache (niat banget sih). Tapi siapa yang peduli, toh gugatan itu tetap dilayangkan. Karim Raslan dalam halaman twitter-nya sudah sepatutnya peduli. Karena memang bukan rahasia umum lagi, kemerdekaan jurnalis di negerinya Pak Anwar Ibrahim ini memang terpasung permanen. Pak Permadi SH pun secara telak menyampaikan hal ini dalam Mata Najwa MetroTV beberapa malam lalu. Dimana seorang pakar sekelas Karim Raslan pun hanya bisa mesam-mesem mendengarnya. Antara mengangguk setuju ataupun menafikannya memang tidak jelas garisnya. [caption id="attachment_249448" align="alignright" width="210" caption="Anwar Ibrahim & ISA (Google)"][/caption] Secara pribadi, saya menilai ketakutan yang wajar dimiliki oleh siapa-pun jika berani melawan Internal Security Act mereka yang super power itu. Apalagi rakyat kecil, bintang cemerlang sekelas Pak Anwar Ibrahim pun pernah KO dibuatnya dulu dan mendekam dipenjara dengan tuntutan yang ehem-ehem. Jadi wajar saja, kalau tiba-tiba banyak "jurnalis" Malaysia berubah bentuk menjadi Kompasioner -- alih-alih atas undangan mas Pepih. Yaaaa ... anda pastinya harus menjadi maklum. Salam damai.

ps. maaf bukan provokasi & semoga saya tidak ditangkap kalo masuk ke Malaysia kelak.

Silahkan dibaca juga:

  1. Ada Kompor-sianers dari Negara Tetangga - Aldy Fitifaldy
  2. Undangan Kompasiana untuk Para Penulis Malaysia - Pepih Nugraha
  3. Malaysia Dakwa Editor Surat Kabar - Tempo Internasional

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline