Lihat ke Halaman Asli

Nia Febrianti

Mahasiswi

Perempuan Terdidik untuk Generasi Terbaik

Diperbarui: 19 Oktober 2022   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bicara tentang perempuan terdidik dalam peradaban saat ini, tiap bangsa dituntut untuk saling berkompetisi dalam setiap bidang baik itu dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan politik. Dikutip dari sebuah buku: (The Confidence Code for Girls, 2018) Perempuan dapat menguasai dunia, yang mereka butuhkan hanyalah kepercayaan diri. 

Dari contoh kutipan buku tersebut kita dapat mengetahui bahwa kaum perempuan jelas memiliki andil yang sangat besar dalam mempengaruhi peradaban dunia. Tidak ada batasan gerak bagi perempuan untuk melakukan suatu hal. Tetapi pada zaman ini masyarakat justru banyak menjudge bahwa perempuan itu tugasnya cuma didapur, dikasur, dan disumur. Itu mindset yang salah dan perlu diluruskan. Menurut Najwa Shihab, perempuan itu memang harus bisa memasak, namun laki-laki juga harus bisa memasak karena memasak itu bukan kodrat seorang perempuan melainkan sebuah skill kehidupan yang harus dimiliki oleh gender laki-laki maupun perempuan. Kodrat perempuan itu hanya melahirkan, menstruasi, lalu kemudian menyusui. Diluar hal itu bisa dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. 

Dalam bidang pendidikan, perempuan juga memiliki andil yang sangat besar untuk bergelut mengejar pendidikan mereka setinggi-tingginya. Namun terkadang seorang perempuan mendapatkan diskriminasi dan anggapan sebelah mata tentang dirinya. Buktinya pada masa sekarang telinga kita sudah biasa mendengar bahkan sudah menjadi hal lumrah ketika mendengar masyarakat beropini yang mengatakan seperti ini " Aduhh ngapain sih perempuan sekolah tinggi-tinggi kalau ujungnya cuma didapur? "

Mindset yg seperti ini perlu diperbaiki dan diluruskan terkhusus dalam bidang pendidikan. Jangan jadikan perbedaan gender sebagai alasan untuk memvonis perempuan itu lemah dan terbatas ruang geraknya. Dalam lingkup pendidikan, laki-laki dan perempuan sama-sama mempunyai hak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena perempuan yang berpendidikan tinggi punya kemampuan mandiri sebagai back up plan untuk dirinya sendiri dan untuk masa depannya tanpa harus terus bergantung kepada laki-laki. 

Sebagaimana kita ketahui bahwa perempuan itu adalah sebagai madrasah pertama untuk anaknya. Dikutip dari sebuah judul tulisan: (Madrasah Itu Bernama Ibu karya dari fenti Inayati) Hafiz Ibrahim mengungkapkan "Al-Ummu madrasatul ula, idza a'dadtaha a'dadta sya'ban thayyibal a'raq". Artinya Ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya." Dari sini kita sudah bisa menyimpulkan bahwa peran perempuan sangat penting dalam hal mendidik anaknya. Dan pada akhirnya, perempuan yang berpendidikanlah yang akan menghasilkan generasi yang berpendidikan pula.

Semangat pejuang pendidikan, semangat pencetak generasi bermoral! 

Daftar Pustaka

Jillellyn Rilley, j (2018). The Confidence Code For Girls.
Fenti Inayati, f (2022). Madrasah itu bernama ibu! Seri 1. 

Tertanda penulis,

Nama : Nia Febrianti 

Nim : 220102091

Prodi : Pendidikan Bahasa Arab




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline