Sabtu, 24 September 2022 telah dilaksanakan modul nusantara prat 4 di Gedung FPSD ( Fakultas Pendidikan Seni dan Desain) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Adapun acara yang di ikuti oleh Mahasiswa PMM2 UPI dan mahasiswa UPI khususnya dari program studi Film dan televesi UPI yaitu Exspression Difference 2.0 atau disebut juga dengan EXP DIF. Exp dif ini adalah acara screening film dan pameran foto. Adapun film yang ditambilkan berupa film dokumenter dengan judul "Awan Di Atas Truk" dan "Sintias Berlayar & Rawa Belok".
Film pertama yang ditampilkan yaitu "Awan Di Atas Truk". Film ini menceritakan tentang seorang sopir dan sekaligus kepala keluarga yang bernama Pak Awan, beliau sangat bertanggung jawab dan gigih dalam bekerja untuk keluarga tercinta. Profesi menjadi sofir itu tidaklah mudah dan tidak sederhan seperti apa yang dilihat, namun bagi seorang sopir truk memiliki perspektif berbeda dalam memaknainya.
Seperti yang kita ketahui pada dasarnya menjadi seorang sopir itu tidaklah mudah begitu berat tantangan dan masalah yang harus dilalui, selain melintasi provinsi selama tiga hari dua malam dengan hanya mendapatkan upah yang tidak sepadan dengan resiko dan bahaya yang alami, pekerjaan sopir truk juga memiliki kendala-kendala yang terkadang bisa membahayakan nyawa dan masalah yang harus dilalui, terutama dari truk yang digunakan.
Dengan upah yang rendah, pengemudi truk masih mengalami ketidakadilan, karena jika truk yang digunakan mengalami masalah, baik itu kerusakan mesin, kecelakaan tunggal atau serangkaian kecelakaan, biaya perbaikan akan ditanggung oleh pengemudi truk itu sendiri, dan terkadang instansi memotong gaji karyawan pengemudi truk tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pengemudi truk.
Pak awan selain menjadi seorang sopir beliau juga merupakan seorang ayah yang hebat yang mampu menyekolahkan anak tercintanya. Semua tenaga dan usaha yang dia lakukan semata-mata untuk membahagiakan anak dan istri, beliau sangat bersyukur dengan apa yang dikerjakan meskipun beliau adalah seorang sopir yang dimata masyarakat selalu dianggap remah.
Kebahiagan keluarga kecil itu terhenti ketika sang buah hati atau anak tunggal mereka meninggal dunia dikarekan sakit yang diderita. Pak awan dan istrinya sangat trauma akan hal itu dimana mereka kehilangan anak tunggal mereka yang sangat mereka cintai.
Penyesalan terbesar pak awan terhadap anaknya yaitu keinginan terakhir anaknya yang mau makan bakso, karena saat itu dokter sangat melarang anaknya mengkonsumsi makan itu, tidak ada yang tahu keinginan itu merupakan keinginan terakir dari anaknya.
Namun hal itu sudah terjadi dan tidak ada yang bisa memutar waktu untuk memenuhi keinginan terakhir sang anak. Untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik pak awan dan istrinya berusaha menghilangkan taruma mereka dengan menyibukkan diri dan bekerja keras untuk melanjutkan hidup mereka.
Makna yang terkandung dalam film ini adalah harus tegar dan ikhlas menjalani hidup ini meskipun orang yang sangat kita cintai dan sayangin pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya, selain itu kita juga dibimbing untuk belajar berpikir positif dan tenang dalam mengambil keputusan karena apa yang kita pikirkan tentang orang lain belum tentu sesuai dengan ekspektasi kita.
Dan terakhir kita diajak untuk terus bekerja keras meskipun sering diremehkan dan bahkan diperlakukan tidak adil oleh orang lain, karena sejatinya roda kehidupan akan terus berputar.