Lihat ke Halaman Asli

Pre-menstruasi Syndrome

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

PMS atau yang biasa kita sebut dengan Pre Menstruasi Syndrome merupakan gejala-gejala yang terjadi sebelum seorang wanita mengalami menstruasi. Sudah jelas terlihat dari katanya pre-menstruasi otomatis terjadi sebelum terjadi menstruasi. Di dalam buku Ilmu Kebidanan menstruasi atau nama lainnya haid merupakan masa selama dua sampai delapan hari, yang mana endometrium (bagian dalam rahim) dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah (minimum).
Setiap orang wanita memiliki keadaan tubuh yang berbeda-beda. Ada yang mengalami masa PMS bahkan ada yang sama sekali tidak pernah mengalami masa PMS. Gejala PMS itu sendiri bermacam-macam mulai dari pusing, mual, cepat merasa lelah, kram perut, stres, mata kunang-kunang, payudara merasa kencang hingga nafsu makan yang bertambah. Kram perut ini sendiri lumayan sering dijumpai oleh sebagian wanita terutama wanita muda dan belum menikah dan hamil. Banyak cara untuk mengatasi kram perut bagian bawah pada saat menstruasi mulai dari yang alami hingga yang kimiawi seperti dengan obat-obatan.
Adapun cara alami untuk mengatasi kram perut dengan menyediakan bulih-bulih air panas yaitu air panas dimasukkan kedalam botol kaca kemudian ditaruh di atas perut bagian bawah. Cara dengan menghangatkan perut menggunakan bulih-bulih air panas ini terbukti ampuh dan aman dilakukan karena hanya kontak luar. Selain itu bisa melakukan gerakan menungging seperti pada saat kita sujud sholat. Gerakan ini bisa mengurangi rasa sakit kram pada perut. Jika dengan cara tersebut masih belum ampuh dan rasa sakit masih berkepanjangan biasanya bisa dengan meminum obat antianalgesik seperti parasetamol atau asam mefenamat, memang dengan meminum obat-obatan ini hanya meredakan rasa nyeri pada saat bulan tersebut.
Saat ini banyak beredar minuman jamu-jamuan yang dapat meringankan rasa sakit dari kram perut. Sebetulnya itu tidak disarankan apali untuk wanita remaja usia 11-17 tahun karena hal tersebut bisa menghambat pertumbuhan remaja wanita. Berdasarkan pengalaman praktik kuliah saya di lapangan dan saat saya bekerja bahwasanya dengan mengonsumsui obat-obatan atau jamu-jamuan yang sifatnya mengurangi rasa sakit itu tidak baik karena akan memberikan rasa ‘manja’ pada tuba falloppii kita sebagai wanita subur. Tuba falloppii merupakan organ reproduksi bagian dalam pada wanita. Tuba falloppii terdiri atas pars interstisialis bagian yang terdapat di dinding uterus (rahim), par ismika merupakan bagian tengah tuba yang sempit seluruhnya, pars ampullaris bagian yang terbentuk sebagai saluran agak lebar dimana tempat konsepsi terjadi, yang terakhir ada infundibulum yaitu bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunyai fimbria. Fimbria sendiri penting artina bagi tuba untuk menanggkap telur untuk kemudian menyalurkan telur ke dalam tuba. Bentuk infundiblum sepeti anemon (binatang laut). Jadi jika kita sering mengonsumsi obat-obatan dan minuman instan yangdapat meringankan rasa sakit kita maka akan menyebabkan sperma yang akan dibawa menuju ovarium (indung telur) akan melambat dikarenakan otot-otot sekitar tuba melemah. Saran saya sebagai tenaga kesehatan untuk remaja wanita dan khususnya yang belum menikah dan hamil untuk tidak sembarangan mengonsumsi obat-obatan dan minuman jamu-jamuan instan untuk mengurangi rasa nyeri. So, yuk kita lebih peduli lagi dengan kesehatan diri kita kalau bukan kita siapa lagi. Hidup sehat berawal dari diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline