SMILING FACE
Oleh
Nia Afriana
"Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri."
(HR Muslim).
Jika Anda berkendaraan dari arah Jakarta menuju Bogor pasti akan melewati Rest Area di KM 10. Rest area ini termasuk lengkap fasilitasnya. Selain layanan SPBU disana juga terdapat gerai makanan cepat saji dan juga makanan tradisional, kedai kopi, toilet, minimarket, dan tempat ibadah. Oleh karena itu, banyak pengendara yang memilih untuk beristirahat sejenak di tempat ini terutama jika waktu sholat tiba, Anda bisa menggunakan fasilitas masjid atau lebih tepatnya mushola di rest area ini.
Begitu juga dengan saya. Beberapa waktu yang lalu, kami sempat mampir di rest area KM 10 ini untuk melaksanakan sholat Ashar. Area sholat nya sebetulnya biasa saja, tidak terlalu luas, dan juga tidak ada yang istimewa. Tapi yang menarik adalah salah seorang cleaning service di toilet bagian wanitanya. Dia berperawakan mungil, berwajah manis, sangat sopan dan murah senyum. Setiap ada pengunjung yang masuk toilet, dia segera menyambut mereka dengan wajah ramah dan lincah, sambil menunjukkan toilet yang kosong, dia selalu berpesan "hati-hati yang bu, lantainya licin" setelah selesai dia akan menunjukkan tempat berwudhu, dan kembali berpesan agar berhati-hati supaya tidak terjatuh karena lantai licin.
Sebetulnya di toilet wanita ini terdapat dua orang yang bertugas, tapi setelah beberapa kali mampir disini saya perhatikan hanya dia yang bersikap sangat ramah dan super responsif terhadap pengunjung. Wajah manisnya selalu tersenyum tulus ke semua pengunjung, sikapnya yang sopan menambah manis aura wajahnya. Menggunakan toilet ini sebetulnya gratis, dan petugasnya pun tidak memungut bayaran. Tapi melihat pelayanan yang diberikan petugas tersebut begitu tulus dan menyenangkan, alhasil banyak pengunjung yang dengan rela memberikan sekedar uang jajan kepada petugas tersebut. Bahkan dengan jumlah rupiah yang jauh lebih tinggi dari umumnya jika kita membayar jasa toilet di tempat umum.
Dalam kehidupan sehari-hari, sudah menjadi hal umum bahwa kita lebih nyaman berinteraksi dengan orang yang ramah, murah senyum dan penolong, dibandingkan dengan orang yang kaku dan berwajah masam.
Saya jadi teringat seorang teman yang sangat fanatik berbelanja baju di sebuah toko di pusat perbelanjaan dekat kantor kami. Dan saya juga sebetulnya. Alasannya cuma satu, karena Mbak penjaga tokonya (SPG) sangat ramah dalam melayani, meskipun teman saya termasuk kelompok yang sangat "rewel" saat berbelanja. Mbak SPG itu sangat sabar dan telaten saat melayaninya. Tidak heran jika tokonya tidak pernah sepi dari pengunjung. Seperti siang itu saat kami berkunjung, toko tersebut ramai oleh pembeli. Sehingga kami harus mengantri saat memilih baju dan membayar di kasir. Tapi meskipun demikian, kami tetap setia berbelanja di toko tersebut. Mengantri sedikit tidak mengapa yang penting hati puas dan senang.
Menurut pengakuan mbak SPG itu, hampir semua pengunjungnya adalah pelanggan lamanya, artinya mereka adalah pembeli setia, yang selalu kembali dan kembali lagi untuk berbelanja. Menurut saya kemungkinan besar penyebabnya adalah karena keramahan dari pemilik toko dan mbak SPG-nya. Karena kalau dilihat dari harga, sepertinya wajar saja, tidak terlalu murah juga. Intinya ramah memang membawa berkah.
Tidak bisa dipungkiri, menampakkan wajah manis di hadapan orang lain akan menyebabkan hati seseorang merasa senang dan bahagia. Dan melakukan perbuatan yang menyebabkan bahagianya orang lain adalah suatu kebaikan dan keutamaan. Kebaikan tentu saja akan membuahkan kebaikan juga. Tidak selalu dalam bentuk materi mungkin, bisa jadi buah dari kebaikan yang dilakukan adalah berupa karunia kesehatan, ketentraman, atau keselamatan. Jadi tunggu apa lagi, tersenyumlah pada semua orang yang dijumpai serta Anda kenal dan tunggu kebaikan yang akan Anda dapatkan sesudahnya. Bukankah Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa menampakkan senyum ramah pada orang lain itu bernilai sedekah dan tentunya berpahala besar. Sedekah tanpa mengorbankan materi itulah senyum. --****--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H