Lihat ke Halaman Asli

Ni Made Susanti

Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan IPA, Universitas Pendidikan Ganesha /Guru IPAS di SMK Negeri 2 Kintamani

Pragmatisme dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Diperbarui: 24 Desember 2023   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Pembelajaran berdiferensiasi produk (Sumber : Dokumen Pribadi)

Pragmatisme merupakan filsafat tentang benar atau tidaknya suatu hasil pikiran yang dinilai berdasarkan manfaatnya dalam kehidupan manusia. Adapun tokoh-tokoh pencetus filsafat pragmatisme yaitu Charles Sanders Peirce (1839 - 1914), William James (1842 - 1910), John Dewey ( 1859 - 1952). Adapun ciri-ciri Pragmatisme yaitu fokus terhadap pengalaman indera manusia, kebenaran merupakan sesuatu yang berguna, dan adanya rasa tanggungjawab terhadap nilai-nilai masyarakat.

Pragmatisme dalam bidang pendidikan yaitu penerapan kurikulum merdeka sebagai upaya pemulihan pembelajaran akibat pandemi Covid-19. Pada tahun ajaran 2022/2023 dan 2023/2024, Kurikulum Merdeka merupakan salah satu opsi kurikulum yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan di Indonesia. Karakteristik dari kurikulum merdeka yaitu 

1) Pembelajaran berbasis projek yang bertujuan untuk mengembangkan potensi, minat, dan bakat peserta didik serta menguatkan karakter yang sesuai profil pelajar Pancasila. Pendidik diberikan kebebasan dalam memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik

2) Pembelajaran fokus pada materi esensial, sehingga dapat memperdalam kompetensi literasi dan numerasi. Dalam pembelajaran siswa lebih banyak berdiskusi, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan membangun kreativitas peserta didik.

3) Guru dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi secara fleksibel sesuai dengan kemampuan peserta didik, konteks, dan muatan lokal. Proses pembelajaran lebih kontekstual atau lebih dekat dengan lingkungan peserta didik.

Adapun implikasi pragmatisme dalam pendidikan khususnya pada implementasi kurikulum merdeka yaitu

1. Pandangan tentang peserta didik

Dari sudut pandang pragmatisme, pendidikan berpusat pada peserta didik. Pendidik diharapkan dapat mengubah metode dan kebijakan rencana pembelajaran sesuai dengan kodrat alam peserta didik dan kodrat jaman. Hal ini sejalan dengan implementasi kurikulum merdeka. Pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kodrat alam, pendidik perlu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan potensi, minat, dan bakat peserta didik. Peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai dengan lingkungan hidupnya. Pengalaman yang diperoleh peserta didik membantu dalam memecahkan permasalahan, sehingga peserta didik belajar dari lingkungannya. Kodrat zaman dalam implementasi kurikulum merdeka, pembelajaran berbasis teknologi sangat ditekankan untuk mempersiapkan peserta didik lebih kompeten dan mampu menghadapi persaingan global sesuai dengan perkembangan zaman.

2. Pandangan tentang peran pendidik

Dari sudut pandang pragmatisme, pendidik merupakan seseorang yang menuntun dan mendampingi peserta didik dalam belajar. Pada implementasi kurikulum merdeka, pembelajaran bersifat student center. Pendidik sebagai fasilitator yang membimbing peserta didik dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, apabila peserta didik mengalami kesulitan. Pendidik memberikan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline