Lihat ke Halaman Asli

Makna Suci Hari Raya Kuningan

Diperbarui: 20 November 2021   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada hari Sabtu,20 November 2021 adalah perayaan Kuningan untuk masyarkat Hindu Bali. Hari raya Kuningan adalah hari raya yang memperingati kebesaran Sang Hyang Widhi dalam wujud Sang Hyang Parama Wisesa. Kuning dalam kata Kuningan berarrti warna kuning dalam wuku ke-12, Perayaan Kuningan dilakukan setiap 210 hari pada hari Saniscara Kliwon wuku Kuningan dan dilakukan 10 hari setelah hari raya Galungan.

Mungkin sudah banyak yang mengehtahui makna dari hari raya ini. Sejarahnya dimulai dengan memperingati Galungan dan Kuningan sebagai symbol kemenangan kebenaran (Dharma) melawan kejahatan (Adharma). Tetapi belum banyak masyarakat yang belum paham perang apa dibalik perayaan ini. Dikisahkan dalam sejarah, terdapat peperangan antara Bharata Indah dengan Mayadenawa. Bhatara Indah melambangkan kebenaran (Dharma) sedangakan Mayadenawa melambangkan kejahatan (Adharma) dan pada akhirnya peperangan ini dimenangkan oleh Bhatara Indah sehingga perayaan Galungan dan Kuningan dimaknai sebagai perayaan kemenangan.

Pada hari raya Kuningan, Masyarakat umat Hindu melakukan persembahyangan menghadap dewa dan para leluhur. Persembahyangan ini dilakukan dengan menyiapkan banten dan nasi (ajengan) yang berwarna kuning. Warna kuning juga memiliki symbol kemakmuran, hal ini diartikan sebagi bentuk terima kasih karena Beliau telah melimpahakn rahmatnya untuk kemakmuran dalam kehidupan kita.

Sehari sebelum pelaksanaaan hari raya Kuningan sama seperti upacacra Galungan, Umat Hindu di Bali melaksanakan hari penampahan kuningan sebagai bentuk persiapan untuk menyambut hari raya Kuningan, penampahan Kuningan ini dilaksanakan setiap Sukra Wage Wuku Kuningan,

Makna suci yang saya amati dari sarana yang terkandung dalam hari raya suci Kuningan condong dengan alat-alat senjata dalam perang, yang tentu saja berbeda pada saat Galungan ataupun hari raya Pagerwesi. Dari sudut pandang saya bisa menyimpulkan, sangat baik untuk saling mengingatkan manusia akan hakikatnya dalam kehidupan yang diibaratkan sebuah peperangan yang mana manusia akan selalu berusaha berperang  melawan keadaan supaya menemukan jalan dan kehidupan yang jauh lebih baik, baik untuk kehidupannya di dunia dan di akhirat nantinya. Saat perayaan hari raya Kuningan, manusia selalu diharapakan tahu dan sadar untuk tetap bisa mengendalikan diri yang selalu serakah.

Ni Putu Dian Pratiwi Kubayan/Biologi dan Perikanan Kelautan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline