Lihat ke Halaman Asli

Darurat Kesehatan Mental Remaja! Melalui Teen Talk x PIK-R Dadaprejo Pentingnya Kesehatan Mental Remaja

Diperbarui: 22 November 2023   17:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa Semester 3 Prodi S-1 Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Malang melakukan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan pada hari Minggu (12/11/2023). Dalam pengabdian ini Mahasiswa bekerja sama dengan PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) Cerdas Kelurahan Dadaprejo Kota Batu, kegiatan ini dihadiri oleh Ketua PIK-R Najmuddin Anwar Wicaksono, Ketua Pokja 1 Ibu Ninik Alfiana, dan Ketua PLKB Ibu Indri.

Ketua PIK-R, Ketua Pokja 1 dan Ketua PLKB memberikan kata sambutan pada awal kegiatan tersebut. Beliau menyampaikan terima kasih dan keterbukaan terhadap proyek pengabdian yang akan diselenggarakan oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat dan PGSD Universitas Negeri Malang, dan berharap agar proyek serupa dapat terlaksana di masa yang akan datang. 

Masa remaja adalah masa yang penuh tantangan dan perubahan dalam hidup. Bagi remaja, kekhawatiran terhadap identitas, interaksi sosial, dan tekanan akademis dapat menjadi sumber utama stres. Mari tanggapi krisis kesehatan mental remaja dengan "Teen Talk" dan ayo ulik lebih dalam bersama PIK-R Dadaprejo.

Topik yang didorong pada proyek kali ini adalah Kesehatan dan Kesejahteraan dengan judul "Teen Talk " Memahami dan Mengatasi Tekanan Emosional pada Remaja. Tim Pengabdian Masyarakat ini terdiri dari Ni Made Dwi Astini Sucita, Naura Hanin Amanina, Sofitria Nuramdani dan Asterina Aufa Roja Asy Syifa. Kegiatan pengabdian ini diikuti oleh anggota PIK-R Cerdas dan juga para pengurus PIK-R Cerdas Kelurahan Dadaprejo.

Pembukaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh Koordinator Tim Ni Made Dwi Astini Sucita dan dilanjutkan dengan pemaparan materi yang berjudul "Memahami dan Mengatasi Tekanan Emosional Pada Remaja". Karena angka bunuh diri dan stres pada remaja semakin meningkat, maka pemaparan materi dimulai dengan menunjukan berita terkini mengenai kematian terkait kesehatan mental, termasuk bunuh diri. Setelah itu, para peserta diminta untuk memindai barcode dan menceritakan hal apa yang paling membuat mereka stres pada masa remaja ini. Berdasarkan data menti meter, mayoritas jawaban peserta adalah tugas yang banyak, keluarga, dan pertemanan. Usai sharing dengan para peserta, penyampaian materi disampaikan lebih detail dengan menjelaskan pengertian dan gejala kesehatan mental, jenis-jenis kondisi kesehatan mental yang umum menyerang remaja, strategi menjaga kesehatan mental, dan lokasi yang dapat dijadikan sumber kesehatan mental.

Selain memberikan pemaparan materi peserta juga melakukan Focus Group Discussion (FGD), FGD dilakukan dengan 3 teknis, teknis pertama yaitu dengan teknis setuju dan tidak setuju yang dipandu oleh Koordinator Tim Sofitria Nuramdani. Koordinator FGD akan memberikan pemantik FGD yang berupa pertanyaan, lalu audience akan menjawab dengan pilihan "setuju" atau "tidak setuju". Audience yang tidak setuju akan dipersilahkan untuk tetap duduk dan yang setuju akan dipersilahkan berdiri, Kemudian Koordinator menunjuk 2 orang perwakilan dari audience yang menjawab setuju dan tidak setuju untuk menanyakan alasan.

Teknis FGD yang kedua dipandu oleh Koordinator Tim Asterina Aufa Roja Asy Syifa, FGD yang kedua ini dilakukan dengan teknis bola berputar. Koordinator akan memberikan bola kepada audience lalu bola diputar dari audience yang paling ujung, saat lagu diputar bola akan berjalan lalu ketika lagu berhenti dan bola berhenti di salah satu audience, audience tersebut harus menjawab pertanyaan dari Koordinator FGD.

Kemudian FGD yang terakhir dipandu oleh Koordinator Tim Naura Hanin Amanina, FGD yang terakhir ini dilakukan dengan teknis mitos atau fakta sebagai post test untuk audience. Pada FGD ini Koordinator Tim akan memberikan pemantik FGD yang berupa pertanyaan lalu audience menjawab dengan memilih "mitos" atau "fakta". Audience yang menjawab mitos akan berdiri dibelakang papan nama dengan keterangan mitos, kemudian yang menjawab fakta akan berdiri dibelakang papan nama dengan keterangan fakta. Setelah itu Koordinator akan melakukan penghitungan jumlah audience yang menjawab mitos dan fakta pada setiap pertanyaan yang Koordinator ajukan.

Kegiatan selanjutnya adalah penyerahan hadiah kepada peserta yang sudah aktif menjawab saat sesi FGD dan penyerahan vandel yang dilakukan oleh Koordinator Tim Naura Hanin untuk Ketua PIK-R. Kemudian ditutup dengan foto bersama para peserta dan panitia.

Para audience terlihat sangat bersemangat dan senang dengan pemaparan materi yang diberikan oleh Koordinator, dengan adanya Focus Discussion Group yang dibuat oleh Koordinator membuat audience bisa lebih paham dalam mendalami materi yang sudah disampaikan di awal. Semoga kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat sukses dan memberikan manfaat kepada audience yang sudah datang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline