Lihat ke Halaman Asli

Manfaatkan Sampah, Mahasiswa KKNT UNDIP Ubah Botol Plastik Bekas Menjadi Yellow Trap

Diperbarui: 10 Maret 2022   23:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi Pembuatan dan Kegunaan Yellow Trap (Dokpri)

Girimulyo (28/2/22) - Kegiatan KKN Tematik Universitas Diponegoro telah dilaksanakan selama 42 hari terhitung dari tanggal 5 Januari - 17 Februari 2022 di Desa Girimulyo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten karanganyar. 

kegiatan ini mengusung tema "PEMBERDAYAAN PETANI LOKAL MELALUI DIVERSIFIKASI OLAHAN HASIL PERTANIAN UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT". Salah satu mahasiswa KKN Tematik Undip berhasil melaksanakan sosialisasi tentang Manajemen pemasaran yang dilaksanakan pada 17 Januari 2022 bertempat di Gedung Serbaguna Dusun Gadungan dan diikuti oleh kelompok tani serta karang Taruna setempat.

Desa Girimulyo terletak di lereng Gunung Lawu dan berada pada dataran tinggi membuat wilayah di Desa ini memiliki hawa sejuk sehingga cocok untuk lahan pertanian dan perkebunan. 

Karena hal tersebut, tentunya banyak hama-hama yang menyerang tanaman pertanian khususnya tanaman hortikultura seperti ngengat, trips, kutu, dan tikus. Petani hanya mengandalkan pestisida kimia. Pestisida kimia yang digunakan terus-menerus tentu akan merusak lingkungan. 

Selain itu, Desa Girimulyo yang merupakan desa wisata menghasilkan sampah plastik yang apabila tidak diolah tentu akan mencemari lingkungan. Berangkat dari hal tersebut, salah satu mahasiswa KKNT UNDIP ingin memanfaatkan sampah botol plastik sebagai perangkap likat kuning (yellow trap) sebagai pengendali hama terbang yang ramah lingkungan dan murah. Yellow trap tersebut menggunakan 

bahan-bahan seperti botol plastik, cat besi warna kuning, tinner, dan lem tikus. Perangkap hama tersebut sangat cocok digunakan karena efektif mengendalikan ledakan hama terbang, ramah lingkungan, murah, mudah dibuat, dan sekaligus dapat mempercantik lahan pertanian.

Masyarakat meresponnya dengan positif, mengingat masalah hama yang mereka hadapi. Mereka juga berharap dengan adanya sosialisasi ini mereka dapat memperoleh cara pengendalian hama yang lebih baik dari sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline