Lihat ke Halaman Asli

"Kuncung Bawuk", Serial TV Epic di Zaman "Now"

Diperbarui: 12 Desember 2018   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. TVRI Jogja

Kata ibu saya, serial TV Kuncung Bawuk dulu sangat ngehits di kalangan anak-anak era 80-an. Persisnya sih saya tidak tahu tahun berapa, karena belum lahir. Waktu saya kecil, adanya serial si Unyil, pada tahun 90-an. Lalu Ibu pernah cerita kepada saya, kata beliau, dulu juga ada serial TV seperti si Unyil pakai boneka bergerak dan ada pengisi suaranya gitu tapi pakai bahasa jawa. 

Judulnya Kuncung Bawuk. Tahun 90-an pas saya kecil, belum kenalan sama Youtube. Jadi tidak tahu serial Kuncung Bawuk itu seperti apa. Dan di televisi tidak menayangkan pada saat itu.

Namun belum lama ini, mungkin sekitar 2 tahun belakangan. Serial Kuncung Bawuk kembali ditayangkan lho di televisi. Di TVRI Jogja setiap Minggu pukul 16.30 WIB. Waktu kecil sempat penasaran seperti apa Kuncung Bawuk itu. Sekarang semenjak ditayangkan di TVRI Jogja saya jadi tahu tentang acara ini. 

Ternyata acaranya sungguh menggelitik. Alur ceritanya sama seperti kehidupan nyata anak-anak. Ya mestinya episode yang sekarang disesuaikan juga dengan generasi anak zaman now. Bahkan boneka yang dipakai sama dan mirip persis dengan Kuncung Bawuk zaman 80-an, kata Ibu saya.

Jujur setiap Minggu sore jika tidak ada kegiatan di luar rumah, saya rajin nonton acara satu ini. Sangat menghibur dan tentunya melestarikan budaya karena bahasa yang dipakai adalah bahasa jawa. Dan kalau berbicara dengan orang tua pun, menggunakan basa krama

Tentunya mengajarkan pelajaran mulok bahasa jawa juga secara tidak langsung. Patut ditayangkan terus nih, untuk pembelajaran anak-anak zaman now yang sudah jarang sekali menggunakan bahasa daerah di kehidupan sehari-hari.

Kuncung adalah karakter anak yang lekat dengan ke-sok tahuannya. Merasa serba tahu, dan merasa paling pintar. Ya walaupun dalam cerita dia memang anak yang pintar, tapi kemlinthi. Dia adalah ketua kelas di sekolahannya. Dia itu kalau nggak kelas 4 SD, kelas 5 SD. 

Kalau dimintai tolong oleh Simbok (sebutan ibu), Kuncung selalu banyak alasan untuk menolak. Kebalikannya dengan si Bawuk, adiknya Kuncung yang selalu menuruti perintah orang tua. Bawuk ini perempuan yang penurut dan pintar. Kalau Kuncung mulai berulah, si Bawuk selalu mengingatkan. Dan kalau si Kuncung ngeyel, Bawuk pasti wadulan kepada Simbok.

Karakter dan wataknya masih sama seperti yang dulu. Hanya ceritanya saja yang diubah, judul setiap episode berbeda-beda. Judul-judul Kuncung Bawuk yang sekarang lebih milenial seperti, "Tindak Mall", "Modernisasi", "Ajar Bahasa Inggris", "Video Game" dan masih banyak lagi. Tentunya pesan yang tersirat didalamnya yaitu walaupun zaman sudah berubah, tapi kebudayaan harus tetap dilestarikan. Intinya begitu.

Ada sedikit kutipan obrolan Simbok dan Kuncung, nih. Kurang lebihnya seperti ini,

"Cung, Simbok tulung tukokna gula ning warung ya."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline