Lihat ke Halaman Asli

Undangan Pernikahan yang Tersebar Luas di Medsos

Diperbarui: 2 Desember 2018   07:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinterest

Kini adalah zamannya digital zaman milenial zaman gadget merajalela. Zaman kecanggihan media sosial yang canggihnya luar biasa. Menguntungkan, tapi ada kekurangannya juga pasti. Tergantung bagaimana kita mengelolanya. Menjadikannya bermanfaat pun terkadang tidak 100% manfaat bagi semuanya.

Contohnya adalah cara kita bermain digital pada undangan pernikahan. Kini sudah banyak beredar sebuah undangan pernikahan digital berupa video ataupun gambar. Di instagram banyak sekali yang menjual jasa demikian. 

Kreatif memang, dan undangan digital tersebut bisa dibilang cara praktis mengundang rekan yang jauh dan jarang berjumpa, misal beliau tinggal diluar kota. Undangan digital tersebut pun sangat bervariasi desainnya. Bisa juga ditambah foto pre wedding dari sang mempelai.

Tapi menurut saya, undangan digital atau undangan online tersebut menjadi kurang bernilai jika kita malah mengepost di medsos. Sebenarnya saya suka heran dengan mereka yang akan melangsungkan pernikahan namun jauh-jauh hari sebelumnya sudah posting undangan online di medsos. Sebetulnya dari hal tersebut manfaatnya ada dimana? Oke, manfaat yang didapat adalah pasti banyak yang mendoakan calon manten di kolom komentar. Iya di kolom komentar yang dibaca banyak orang.

Menurut saya undangan online yang diposting di medsos itu bukan sebuah invitation. Sebagian besar dari mereka yang memposting undangan digital di medsos adalah hanya sekadar ingin membagi kebahagiaan (atau pamer?), pastilah kepuasan tersendiri lah yaa kalau posting sesuatu yang bahagia lalu banyak yang komentar positif. Tapi malah terkesan kurang enak aja jika memposting segala privasi yang ada pada undangan tentang alamat, tempat, waktu dan sebagainya tersebut terumbar di medsos.

Jadi menurut saya undangan pernikahan online itu kreatif dan inovatif banget. Karena saya pun demikian, disaat padat-padatnya situasi persiapan pernikahan, masih sempat-sempatnya saya bikin undangan digital sendiri dengan desain sendiri (lumayanlah menghemat biaya daripada beli). Tapi alangkah lebih spesial jika undangan tersebut hanya ditujukan kepada yang diundang saja, japri alias jalur pribadi. Malahan salah satu teman saya nyeletuk begini dengan bahasa jawanya yang khas, "Nek undangane online, aku yo tak nyumbang online." Hmm...gimana yaa aku jawabnya~

dok.pribadi

Tamu undangan juga akan merasa lebih spesial jika secara langsung diundang lewat jalur pribadi. Sehingga nggak tersebar luas di medsos yang dikonsumsi banyak orang. Apalagi jika memperlihatkan jelas waktu acara dan alamat lengkap. Kan ngeri bisa dibaca banyak orang. Apa tidak takut ada penyusup masuk? Lantas apa itu bisa disebut privat lagi?



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline