Catur marga terdiri dari 4 bagian, yakni ada bhakti marga, jnana marga, karma marga, raja marga. Pada saat perayaan Nyepi, kita dapat menerapkan ajaran catur marga tersebut, mulai dari :
*Bhakti Marga yang artinya jalan mendekatkan diri kepada Tuhan melalui doa atau bakti, pada saat perayaan hari raya Nyepi dan Ngembak geni kita dapat menerapkan pada sebelum sehari nyepi adanya upacara melasti, tujuannya untuk berdoa/sujud bakti kehadapan Tuhan sekaligus membawa dosa manusia dan dihanyutkan ke laut kemudian pada saat Nyepi kita bisa melakukan bakti tri sandya di merajan keluarga kecil untuk memohon keselamatan umat manusia. Kemudian penerapan contoh Bakti Marga pada saat Ngembak Geni, dalam tradisi ini umat Hindu akan memanjatkan doa dengan bersembahyang di pura untuk bakti kehadapan Tuhan untuk diberikannya jalan yang terang pada saat setelah melakukannya catur brata penyepian.
*Jnana Marga yang artinya kegiatan mendekatkan diri kehadapan Tuhan melalui pengetahuan, dalam perayaan hari raya Nyepi, umat Hindu di Bali melakukan pantangan Catur Brata penyepian, pasti nantinya ada rasa bosan dalam melaksanakan pantangan tersebut, dalam pemerapan contoh jnana marga dalam penyepian kita dapat melakukannya dengan membaca kitab suci seperti bhagawadgita sebagai pengisi waktu untuk melakukan pantangan catur brata penyepian. Penerapan jnana marga pada saat Ngembak Geni dapat dicontohkan dengan melanjutkan peningkatan pengetahuan melalui membaca kitab suci (jika pada saat Nyepi belum selesai membacanya), berbakti kepada orang tua (guru susrusa).
*Karma Marga adalah kegiatan mendekatkan diri kehadapan Tuhan melalui kerja yang tulus ikhlas. Dalam contoh penerapan karma marga dalam perayaan Nyepi adalah berkegiatan membuat ogoh-ogoh (Menyama Banjar) dengan tulus ikhlas dan penuh semangat untuk menyambut hari raya nyepi, pada saat Nyepi kita bisa menerapkan karma yang baik dengan cara memberi makan hewan peliharaan di rumah pada saat melaksanakan catur brata penyepian. Pada saat Ngembak Geni, karma marga ini dapat dilakukan melalui gotong royong di berbagai lingkungan, karena pada saat sehabis Nyepi terdapat sampah yang berserakan di jalan akibat adanya tradisi ogoh-ogoh.
*Raja Marga yakni jalan menuju tahta tertinggi untuk mendekatkan diri kehadapan Tuhan. Dalam hari raya Nyepi kita contohnya penerapan raja marga harus memiliki guru yang dapat menuntun langkah tersebut dan melaksanakan tapa, brata, samadhi, yoga dengan penuh disiplin dan berkonsentransi, dalam Nyepi adalah situasi yang cocok untuk melaksanakan raja marga, karena dalam keadaan sunyi dan dapat berkonsentrasi penuh. Dalam penerapan Raja Marga dalam Ngembak Geni kita bisa contohkan dengan melakukan aktivitas yang lebih luas, karena kebebasan setelah melaksanakan catur brata penyepian, seperti melakukan penerapan ajaran astangga yoga, menjalin hubungan kemitraan yang baik dengan manusia,hewan dan tumbuh-tumbuhan, dan melakukan relasi yang baik dan terpuji dengan sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H