Lihat ke Halaman Asli

M Adil Hakim Al Hadi

UIN Raden Mas Said Surakrta

TAFSIR untuk Generasi Milenial: Menjelajah Al-Quran di Era Digital

Diperbarui: 9 Desember 2024   13:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tafsir untuk Generasi Milenial: Menjelajah Al-Quran di Era Digital


Generasi milenial tumbuh di era yang serba cepat dan penuh perubahan. Teknologi digital, khususnya internet, telah membuka akses yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap informasi, termasuk dalam memahami Al-Quran. Kemudahan ini membawa peluang besar, tetapi juga tantangan yang tidak boleh diremehkan. Al-Quran bukan hanya kitab suci yang indah untuk dibaca, tetapi juga panduan hidup yang memerlukan pemahaman mendalam agar hikmah ilahinya dapat diterapkan di dunia modern.

Artikel ini akan membahas tantangan yang dihadapi milenial dalam memahami Al-Quran di era digital, solusi yang dapat diambil, serta langkah-langkah praktis untuk mendekatkan diri pada pesan-pesan Allah dengan cara yang relevan dan bermakna.

Tantangan Milenial dalam Memahami Al-Quran

1. Informasi Berlebih di Dunia Digital

Era digital menawarkan akses tak terbatas terhadap tafsir Al-Quran, terjemahan, dan pandangan dari berbagai tokoh. Namun, begitu banyaknya informasi ini sering kali menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, semua orang dapat belajar dengan mudah; di sisi lain, informasi yang tidak tersaring berpotensi menyesatkan. Generasi milenial harus memilah sumber-sumber terpercaya di tengah lautan data yang terus membanjiri internet.

2. Hoaks dan Misinformasi

Di dunia maya, tafsir yang keliru, ayat yang dikutip tanpa konteks, atau bahkan interpretasi yang sengaja dimanipulasi sering kali menjadi alat propaganda. Tidak jarang hal ini menimbulkan kesalahpahaman, bahkan konflik. Misinformasi semacam ini berbahaya karena dapat menggiring opini yang salah tentang ajaran Islam. Maka dari itu selain mendalami dunia tafsir di era digital dengan banyaknya informasi-informasi yang perlu kita saring terlebih dahulu dengan mencocokkan dengan yang tertera dalam Al-Qur'an dan juga sunnah, karena kiblat atau pedoman kita bersumber dari dua aspek tersebut.

3. Distraksi Digital

Keasyikan dengan media sosial, video game, atau hiburan lain sering kali menjadi tantangan terbesar dalam membangun fokus dan konsistensi belajar Al-Quran. Notifikasi yang terus-menerus mengalihkan perhatian dapat membuat waktu belajar menjadi tidak efektif. Terkadang pula apa yang kita dapatkan melalui media digital belum sepenuhnya bisa kita percaya dengan mudah karena semakin pesat perkembangan teknologi maka semakin banyak pula informasi-informasi, artikel-artikel, jurnal-jurnal yang perlu kita teliti darimana sumbernya.

4. Kurangnya Pendalaman

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline