Lihat ke Halaman Asli

Angga Ardiyansyah

Pekerja Bebas

Menilik Lebih Dalam Perpustakaan Reksa Pustaka Milik Pura Mangkunegaran Surakarta

Diperbarui: 16 Agustus 2023   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pintu Masuk ke Perpustakaan Reksa Pustaka (sc: Dok. Pribadi)

Perpustakaan Puro Mangkunegaran dikenal dengan nama Perpustakaan Reksa Pustaka, merupakan perpustakaan yang bersifat swasta dan dikelola secara khusus oleh Puro Mangkunegaran sendiri. Perpustakaan ini didirikan pada tanggal 11 Agustus 1867 pada pemerintahan Sri Paduka Mangkunegara IV.

Fungsi utama dari perpustakaan ini adalah sebagai penyimpanan karya sastra milik Puro Mangkunegaran. Dulunya, perpustakaan ini menjadi tempat penyimpanan arsip atau dalam bahasa Jawa reksa wilapa, tetapi seiring banyaknya koleksi, tempat ini pun menjadi tempat penyimpanan buku atau dalam bahasa Jawa reksa pustaka--asal mula nama perpustakaan ini

Pada awalnya, akses perpustakaan Reksa Pustaka sangat terbatas dan hanya dapat diakses oleh kerabat di lingkungan Istana Mangkunegaran saja. Namun, seiring bertambahnya waktu, Reksa Pustaka banyak dibutuhkan, terutama untuk tujuan penelitian. Sehingga pada tahun 1980an Perpustakaan Reksa Pustaka pun dibuka untuk umum.

Koleksi Perpustakaan Reksa Pustaka

Perpustakaan Reksa Pustaka terdiri dari bangunan memanjang dengan dua lantai, tetapi hanya dua petak saja (disediakan bangku khusus) yang dapat diakses untuk umum karena sisanya hanya dijadikan sebagai gudang penyimpanan arsip. Tujuannya adalah agar arsip-arsip Puro Mangkunegaran tetap lestari dan tidak rusak karena bersifat sejarah.

Ruang Penyimpanan Koleksi Kuno (Dok. Pribadi)

Lantai 1 adalah bagian di mana tempat koleksi karya yang khas dari awal Mangkunegaran I sampai dengan Mangkunegaran X yang terdiri dari buku, foto, hingga arsip kuno. Sedangkan lantai 2 adalah bagian di mana tempat arsip disimpan dan tersedia alat scanning untuk proses digitalisasi koleksi. Selain itu, terdapat juga arsip-arsip atau karya kuno dengan keasliannya yang masih berbahasa Jawa (aksara Jawa).

Jumlah total koleksi yang ada di Puro Mangkunegaran diperkirakan hingga 30.000 judul mulai dari tahun 1816 dan masih terus bertambah hingga kini. Dari sekian banyaknya koleksi yang ada, terdapat koleksi tertua di Perpustakaan Reksa Pustaka, yaitu karya Mangkunegaran I berjudul Babad Tanah Jawa yang ditulis sekitar tahun 1700. Karya-karya yang dihasilkan oleh Mangkunegaran I hingga Mangkunegaran VII juga masih tersimpan rapi dan terawat di Perpustakaan Reksa Pustaka. Namun, terdapat beberapa arsip (koleksi kuno) yang tidak terselamatkan karena berbagai alasan sehingga terdapat keterbatasan, terutama arsip periode 1800-1900 an.

Ruang Penyimpanan Arsip Bersejarah (Dok. Pribadi)

Dalam Reksa Pustaka, terdapat pula koleksi foto-foto bersejarah, seperti foto-foto keluarga atau pribadi sejak pemerintahan Mangkunegoro II hingga Mangkunegoro IX. Namun, dikarenakan pada zaman dahulu orang-orang tidak begitu memahami bagaimana cara menyimpan foto sebagai koleksi dan kenangan, maka foto-foto yang didapat hanya sedikit.

Dalam proses digitalisasi koleksi manuskrip dan naskah kuno telah dilakukan dengan alat scanning yang cukup memadai, dengan hasil maksimal manuskrip yaitu berukuran A3. Setelah melalui tahapan scanning, masuk pada tahap editing yang termasuk didalamnya memperhatikan bentuk, ukuran, dan warna dari koleksi.

Preservasi (pemeliharaan) yang dilakukan terhadap koleksi Perpustakaan Reksa Pustaka sangat beragam. Seperti contoh, koleksi buku dan foto disimpan dan diletakkan sesuai dengan jenis koleksi dengan menggunakan pedoman klasifikasi yang khusus. Sedangkan koleksi foto disusun sesuai dengan periode dan keterangan waktu yang tertera, serta dibingkai untuk menjaga keutuhan, keaslian, dan menghindarkan kerusakan koleksi tersebut. Pada koleksi buku, ditata dan disusun sesuai dengan katalog perpustakaan, yang dalam hal ini Perpustakaan Reksa Pustaka memiliki pedoman klasifikasi dan kode lokal sendiri yang terdiri dari kode A-S, seperti yang dicontohkan pada kode A memuat tentang piwulang, B tentang babad, C tentang sastra, D tentang wayang, dan lain-lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline