Lihat ke Halaman Asli

Angga Ardiyansyah

Pekerja Bebas

Kesegaran Es Dawet di Pasar Blauran Surabaya

Diperbarui: 18 Februari 2023   20:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampak Depan Pasar Blauran Baru-lidbahaweres-

Keanekaragaman kuliner di Surabaya sangatlah menggugah selera. Rasanya belum lengkap jika ke Surabaya tetapi belum menikmati kuliner-kuliner khas Kota Pahlawan. Apalagi kuliner-kuliner dengan ciri khas tradisionalnya. 

Untuk mencari tempat kuliner tradisional di Surabaya tidaklah sulit. Salah satu tempat kuliner tradisional yang tak pernah sepi pengunjung adalah Pasar Blauran. Pasar Blauran berlokasikan di Jalan Kranggan, Kecamatan Sawahan, tepatnya di sebelah mall BG Junction yang mengarah pada Monumen Tugu Pahlawan. Tempat ini ramai dikunjungi terutama bagi mereka yang sedang mencari keperluan sekolah, aksesoris, sampai dengan ragam kuliner.

Pasar Blauran dikenal sebagai salah satu sentra kuliner tradisional yang dilengkapi dengan suasana nostalgia. Berbalut dengan arsitektur bangunan yang tradisional sebagai bentuk dari ciri khas pasar rakyat. Hal itulah yang menjadikannya istimewa dan mempunyai daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.

Sekilas Pasar Blauran memang seperti pasar tradisional pada umumnya. Namun, pasar kuliner-lah julukannya. Jadi jangan diragukan lagi ranah kulinernya.

Pasar Blauran terdiri dari dua lantai. Lantai atas berisikan berbagai toko pakaian. Sedangkan lantai bawah berisikan berbagai toko aksesoris hingga depot kuliner. 

Salah satu depot kuliner yang dapat dikunjungi adalah Depot Bu Nunuk. Terletak strategis di dekat pintu masuk Pasar Blauran. Depot Bu Nunuk telah berjualan mulai tahun 2008 yang menjadikannya cukup legendaris dan otentik. Menu utama yang legendaris dari Depot Bu Nunuk adalah es dawet. Terdiri dari santan, gula merah cair, es batu, dan cendol hijau.

Berwadahkan sebuah mangkuk menjadikan tampilannya semakin menarik. Disajikan pada waktu itu juga menjanjikan kesegaran yang fresh. Sajian yang memungkinkan untuk dinikmati di tempat maupun dibawa pulang. Jika memilih menikmati es dawet di tempat maka memungkinkan untuk melihat proses penyajiannya. Tentunya suatu hal kecil yang jarang dilewatkan.

Ramainya pembeli yang singgah terkadang mempercepat dagangan Bu Nunuk ludes. "Jika bahan dagangan habis maka tidak dibuat lagi atau sesuai stock hari itu juga, kecuali santan", ujarnya. (25/01/23). Sebab itulah Nunuk tetap menjaga dagangannya agar tetap fresh tiap harinya.

Es Dawet memanglah cocok disantap dikala terik panas matahari kota Surabaya yang seringkali mengundang haus dahaga. Rasa yang manis dan sensasi yang segar itulah keistimewaannya. Ditambah campuran ketan hitam, biji mutiara, jenang grendul, dan bubur sumsum yang memperkaya cita rasa. Selain kesegaran saat menyantap, rasa nostalgia juga dijanjikan.

Cukup dengan harga 7 ribu rupiah maka Anda akan mendapatkan cita rasa tradisional es dawet. Namun, tentunya tidak hanya es dawet saja yang bisa dinikmati tetapi berbagai kuliner tradisional lainnya juga tersedia dengan cita rasa khasnya masing-masing. Cita rasa yang tidak berubah seiring dengan perkembangan industri kuliner.  

Meskipun industri kuliner berkembang, Pasar Blauran dengan menu kuliner tradisionalnya tetap eksis dari masa ke masa. Tak dapat dipungkiri bahwa keistimewaannya menjadi salah satu daya tarik yang memesona. Maka tidak ada alasan untuk tidak mengunjungi Pasar Blauran dan menikmati kuliner tradisionalnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline