Lihat ke Halaman Asli

Dan Babi Semakin Membuta..

Diperbarui: 19 Februari 2017   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

kalian ridho hutan ini dikuasi, dikangkangi dan dipimpin seekor babi?” suara serak onta tua itu bergetar lirih terdengar seperti sedang berbicara pada dirinya sendiri.

ane sudah maghrib, menjelang isyak malah, terserah kalianlah yang muda muda” onta tua itu berujar dengan terisak.

Seluruh penghuni hutan terdiam.

Gerombolan babi, serigala, buaya, dan hewan mengerat segera merapatkan barisan, berdiri kokoh dibelakang babi dengan status siaga-1.

Babi, sang maestro berdiri di depan tegak penuh jumawa.

Babi sang maestro ini telah dibutakan oleh nafsu berkuasa. Dari dulu bangsa babi kenal adigum babi boleh kaya, tapi haram berkuasa. Leluhur babi banyak yang bergelimang harta namun begitu paria didepan kekuasaaan. Didepan kekuasaan para babi harus terus merunduk, kadang bersimpuh, melata, mengemis agar bangsa babi tidak diusir dari hutan.

Inilah spirit yang dibawa oleh babi maestro. Membuat adigum baru, babi boleh kaya sekaligus berkuasa. Mencetak sejarah emas yang akan dicatat generasi keturunan babi.

elo harus tetap maju, sebab elo cuman bisa maju, babi tidak pernah jalan mundur” bisik serigala ke telinga babi. Liurnya menetes-netes membayangkan pesta malam yang pasti digelar jika babi terpilih jadi raja hutan.

Babi terkekeh, mengangguk keras. “tentu bro, now or never” sahut babi.

aku join juga bro” kata buaya sambil mengatup ngatupkan moncongnya, ekornya mengibas ngibas penuh tenaga,  pertanda siap bertarung sampai ajal.

Hutan kembali senyap mencekam, seluruh penghuni hutan larut dalam kecemasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline