Lihat ke Halaman Asli

Keluarga Pemulung di Timur Teteg Kereta Api Kutoarjo, Siapa Peduli?

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini  saya terkesan dengan tulisan seorang warga Purworejo yang tinggal di  Senepo Kutoarjo dengan judul "Siapa Peduli Mereka?" . Menuliskan kisah keluarga yang tinggal di tepi rel kereta api dengan seadaanya . Tepatnya di timur teteg rel kereta api Kutoarjo. Tulisan ini dimuat di Koran Kedaulatan Rakyat pada bagian sambung rasa.

Menurut Addiniyah ,keluarga yang tinggal di tepi rel kereta api tersebut sudah puluhan tahun hidup dengan kondisi yang tak layak. Mereka bekerja sebagai pemulung dan termasuk keluarga yang besar.  " Dari Pria bernama Surip dan wanita bernama Nisem,mempunyai 9 anak. Saya belum berani mengorek dimana merka melahirkan .Tahu-tahu mereka sudah besar.Yang terkecil kira-kira enam tahun.dua anak yang tertua sudah menikah dalam tanda petik,sudah  punya pasangan.Entah menikah sah atau dengan caa lain Kemungkinan Pak Surip juga sudah bercucu.Mereka hidup terpisah,namun sekali tempo berkunjung dibawah pohon asem,menengok orangtua dan adik-adiknya" Demikian salah satu paragraf yang ditulis Pak Addiniyah Seorang pensiunan guru . Bentuk kepedulian Pak Addiniyah saat ini adalah mengajak belajar membaca dan menulis serta ibadah khususnya anak-anak Pak Surip yangf masih sekolah. "Pagi hari di rumah saya dan sore hari di TPQ Darul Hikam.Yang aktif 3 anak,yang kurang aktif 1 anak dan yang tak mau sama sekali ada 2 anak" Saya ikut prihatin dengan  kisah keluarga pemulung tersebut,dan terlebih lagi juga adalah Pak Addiniyah yang pastinya lebih mengetahui langsung keadaan mereka. Bisa dibayangkan puluhban tahun hidup dengan seadaanya ,jika panas mereka kepanasan dan jika hujan mereka beratap tenda darurat. Dan beruntunglah bagi kita yang mempunyai tempat tinggal layak . Tidur dengan dipan dan berkasur empuk. Mempunyai keluarga dengan kehidupan yang nyaman ,punya pekerjaan tetap ,kendaraan mobil atapun sepeda motor dan lain-lain. Sepatutnyalah kita bersyukur kepada Sang Pencipta ,Jika membandingkan dengan kehidupan Pak Surip dan keluarganya betapa kita sangan beruntung bukan?? Tapi,sebagai warga Purworejo saya ikut prihatin  . Dan apa yang bisa saya perbuat untuk membantu mereka. Maka dengan tulisan ini pula,saya ikut pula mengetuk para pembaca khususnya warga Purworejo dimanapun berada khususnya yang tinggal di Purworejo untuk peduli dengan mereka. Apa bisa kita merumahkan keluarga Pak Surip dan keluarga agar bisa mendapatkan tempat tinggal layak seperti harapan Pak Addiniyah? Dengan niat yang tulus dan ikhlas saya yakin bisa. Hanya saja bagaimana cara dan bentuk koordinasi saya tak begitu mengetahui. Dan mungkin bagi pembaca yang ingin tahu lebih lanjut,barangkali akan lebih tepat jika menghubungi penulis di Koran KR tersebut yaitu Pak Addiniyah seorang pensiunan guru yang tinggal di Senepo Krajan II RT 01 RW 7 no.26 Kutoarjo Purworejo. Semoga kisah ini mengetuk hati anda untuk peduli. Budi Seplawan Yogyakarta,07 April 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline